Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) mengajak daerah se-Indonesia untuk bersiap menyambut konsep "new normal" atau tatanan kehidupan baru untuk menghindari dampak buruk pandemik Corona Virus Disease 19 atau COVID-19 secara berkelanjutan.

"Kita di daerah melihat sendiri bagaimana pandemik COVID-19 ini telah memukul sendi-sendi kehidupan masyarakat, mulai dari aspek kesehatan sampai sosial-ekonomi. Sekaranglah waktunya kita bersiap diri menyambut "new normal" secara bertahap. Karena bagaimanapun, daerah-daerah harus bangkit berbenah kembali membangun kehidupan masyarakatnya," ujar Ketua Umum Apkasi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin.

Menurut Azwar Anas, prinsip tata kehidupan baru berporos pada tiga hal, pertama tetap memprioritaskan penanganan COVID-19 dengan terus memperbaiki berbagai mekanisme, mulai ketersediaan bed isolasi, alat-alat kesehatan, pelacakan, hingga mendukung langkah pemerintah pusat memperluas pengetesan berbasis PCR, kedua, disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19.

"Di mana-mana kita gelorakan protokol-protokol seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak aman, memakai masker. Hal ini bisa kita tindak lanjuti di daerah, misalnya dengan peraturan semua pengunjung pasar tradisional dan modern harus memakai masker, yang tak pakai masker dilarang masuk," katanya.

Ketiga, secara bertahap kembali meningkatkan produktivitas ekonomi lokal.

"Sesuai analisis para ahli, pandemik akan benar-benar berakhir ketika vaksin ditemukan. Prediksinya, vaksin ditemukan paling cepat pertengahan 2021. Secara bertahap kita harus gerakkan lagi ekonomi lokal dengan prinsip produktif dan aman dari COVID-19 sesuai arahan Presiden Jokowi dan Menteri Dalam Negeri," tuturnya.

Dengan tiga poros tersebut, Azwar Anas optimistis kehidupan masyarakat akan berangsur membaik.

"Penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan serta tidak dibeda-bedakan. "New normal" di daerah harus diarahkan pada bagaimana tatanan masyarakat kita tetap aman dari COVID-19, dalam arti penyebarannya kita tekan, namun di sisi lain ekonomi tetap produktif," ucapnya.

Meski demikian, Azwar Anas juga mengingatkan bahwa tatanan masyarakat baru yang produktif dan aman dari COVID-19 harus dijalankan secara bertahap. Kajian epidemiologi tetap perlu menjadi rujukan agar tidak menimbulkan gelombang kedua wabah yang lebih mengkhawatirkan.

"Tentu semuanya harus bertahap. Misalnya yang daerah wisata, sekarang mulai disiapkan konsep cleanliness, health, and safety yang kemarin dipaparkan Kementerian Pariwisata. Yang daerah jasa dan perdagangan mempersiapkan dengan misalnya mulai mengaktifkan setengah dari kapasitas bisnisnya, dan seterusnya dengan pertimbangan-pertimbangan di tingkat lokal," katanya.

Dengan demikian, lanjut Anas, aspek kesehatan tetap diperhatikan dan sekaligus produktivitas ekonomi bisa perlahan ditingkatkan.

"Tatanan kehidupan baru adalah keniscayaan, tidak bisa ditolak, karena itu kita harus menyesuaikan diri dengan menciptakan gaya hidup baru yang sadar protokol kesehatan untuk menunjang produktivitas ekonomi," kata  Bupati Banyuwangi itu. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020