Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, segera mengoperasionalkan RSUD Gambiran lama yang kini namanya diubah menjadi RSUD Kilisuci untuk menampung dan merawat pasien dengan gejala COVID-19 ringan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengemukakan, pemerintah kota sudah membuka penerimaan relawan, baik tenaga relawan kesehatan maupun dokter dalam membantu penanganan COVID-19 di kota itu. Hasilnya, tenaga tersebut juga sudah didapat.
"Rencananya tanggal 18 Mei 2020 pembekalan pegawai baru dan tanggal 19 Mei sudah beroperasional," kata dr Fauzan di Kediri, Ahad.
Dalam penerimaan sebelumnya, tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kota Kediri sebanyak 79 orang, dengan rincian 71 orang untuk tenaga relawan penanganan COVID-19, delapan orang untuk tenaga dokter spesialis dan dokter umum.
Tenaga relawan tersebut akan ditempatkan di RSUD Kilisuci Kediri yang lokasinya di RSUD Gambiran Kota Kediri yang lama. Pemkot Kediri melakukan re-branding rumah sakit tersebut untuk kebutuhan rumah sakit tipe C.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pada kesempatan sebelumnya menegaskan bahwa RSUD Kilisuci itu akan dimanfaatkan untuk merawat orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 dengan gejala ringan.
Sedangkan RSUD Gambiran Kediri digunakan untuk merawat PDP (pasien dalam pengawasan) yang hasil swab-nya positif.
Kebijakan itu diambil agar pemanfaatan RSUD Kilisuci Kediri lebih optimal. Sejak operasional rumah sakit dialihkan di RSUD Gambiran baru, rumah sakit ini belum dimanfaatkan, sehingga dijadikan untuk merawat pasien dengan gejala COVID-19 yang ringan.
Pemerintah kota juga berharap mereka yang masuk sebagai ODP langsung dibawa ke rumah sakit jika tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah.
"Jadi, nanti kalau ada ODP langsung dibawa ke rumah sakit jika tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah. Karena banyak keluhan warga ODP tidak disiplin isolasi mandiri di rumah," kata Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri.
Rencananya, pemkot akan mengontrak tenaga relawan tersebut selama tiga bulan. Namun, Wali Kota juga menegaskan jika kondisi mengharuskan kontrak mereka bisa diperpanjang sampai pandemi COVID-19 berakhir.
Di RSUD Kilisuci Kediri juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas kesehatan. Pemerintah menyiapkan 100 tempat tidur untuk merawat pasien. Beberapa sarana lain seperti ventilator (alat bantu pernafasan) juga disediakan.
Sementara itu, tenaga relawan penanganan COVID-19 di Kota Kediri dengan jumlah yang dibutuhkan 71 orang tersebut kualifikasi pendidikannya antara lain D3 perekam medis, D3 elektromedik, D3 farmasi atau D3 gizi, D3 radiologi, D3 atau S1 perawat atau S1 apoteker.
Sedangkan untuk dokter spesialis dan dokter umum yang dibutuhkan adalah delapan orang dengan kualifikasi pendidikan dokter spesialis paru atau pendidikan dokter spesialis radiologi atau S1 pendidikan dokter. Minimal gaji mereka Rp5 juta per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengemukakan, pemerintah kota sudah membuka penerimaan relawan, baik tenaga relawan kesehatan maupun dokter dalam membantu penanganan COVID-19 di kota itu. Hasilnya, tenaga tersebut juga sudah didapat.
"Rencananya tanggal 18 Mei 2020 pembekalan pegawai baru dan tanggal 19 Mei sudah beroperasional," kata dr Fauzan di Kediri, Ahad.
Dalam penerimaan sebelumnya, tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kota Kediri sebanyak 79 orang, dengan rincian 71 orang untuk tenaga relawan penanganan COVID-19, delapan orang untuk tenaga dokter spesialis dan dokter umum.
Tenaga relawan tersebut akan ditempatkan di RSUD Kilisuci Kediri yang lokasinya di RSUD Gambiran Kota Kediri yang lama. Pemkot Kediri melakukan re-branding rumah sakit tersebut untuk kebutuhan rumah sakit tipe C.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pada kesempatan sebelumnya menegaskan bahwa RSUD Kilisuci itu akan dimanfaatkan untuk merawat orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 dengan gejala ringan.
Sedangkan RSUD Gambiran Kediri digunakan untuk merawat PDP (pasien dalam pengawasan) yang hasil swab-nya positif.
Kebijakan itu diambil agar pemanfaatan RSUD Kilisuci Kediri lebih optimal. Sejak operasional rumah sakit dialihkan di RSUD Gambiran baru, rumah sakit ini belum dimanfaatkan, sehingga dijadikan untuk merawat pasien dengan gejala COVID-19 yang ringan.
Pemerintah kota juga berharap mereka yang masuk sebagai ODP langsung dibawa ke rumah sakit jika tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah.
"Jadi, nanti kalau ada ODP langsung dibawa ke rumah sakit jika tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah. Karena banyak keluhan warga ODP tidak disiplin isolasi mandiri di rumah," kata Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri.
Rencananya, pemkot akan mengontrak tenaga relawan tersebut selama tiga bulan. Namun, Wali Kota juga menegaskan jika kondisi mengharuskan kontrak mereka bisa diperpanjang sampai pandemi COVID-19 berakhir.
Di RSUD Kilisuci Kediri juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas kesehatan. Pemerintah menyiapkan 100 tempat tidur untuk merawat pasien. Beberapa sarana lain seperti ventilator (alat bantu pernafasan) juga disediakan.
Sementara itu, tenaga relawan penanganan COVID-19 di Kota Kediri dengan jumlah yang dibutuhkan 71 orang tersebut kualifikasi pendidikannya antara lain D3 perekam medis, D3 elektromedik, D3 farmasi atau D3 gizi, D3 radiologi, D3 atau S1 perawat atau S1 apoteker.
Sedangkan untuk dokter spesialis dan dokter umum yang dibutuhkan adalah delapan orang dengan kualifikasi pendidikan dokter spesialis paru atau pendidikan dokter spesialis radiologi atau S1 pendidikan dokter. Minimal gaji mereka Rp5 juta per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020