Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 
merancang konversi ruang selasar Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menjadi ruang isolasi resmi untuk pasien COVID-19. 

Anggota tim desain dari Tim Satgas COVID-19 ITS Thomas Ari Kristianto di Surabaya, Minggu mengatakan, rencana konversi ruang selasar RSUA menjadi ruang isolasi telah dirancang sejak akhir Maret lalu dan saat ini dalam tahap revisi karena perlu banyak penyempurnaan.  

"Perlu dipahami, bahwa secara arsitektur dan interior, teknis membuat ruang isolasi itu tidak mudah, desain juga harus disesuaikan dengan fungsi perangkat medis yang harus terpenuhi," kata dosen Desain Interior ITS ini.  

Thomas menjelaskan, pemilihan ruang selasar yang akan dikonversi menjadi ruang isolasi memiliki beberapa kelebihan dan tantangan. 

"Tata letak ruang ini juga relatif bisa terpisah dengan ruang-ruang pasien regular lainnya, sehingga sesuai sebagai konsep ruang isolasi," ujarnya.

Tantangannya, lanjut Thomas, selasar tidak didesain untuk ruang kesehatan. Sehingga tidak memiliki sistem Heating Ventilation and Air-Conditioning (HVAC) sesuai standar. Ruang selasar juga tidak memiliki sistem perpipaan dan kelistrikan. 

"Lebih dari itu, selasar eksisting tidak didesain memiliki kamar mandi, suplai air bersih, dan pembuangan air kotor. Karenanya, rancangan ini harus didesain cukup konkret," ucapnya.

Selain harus efisien dan ekonomis untuk dibangun, kamar-kamar di selasar ini harus memiliki nilai estetika yang memadai. Hal ini bisa membantu menyamankan serta menenangkan pasien dan tenaga medis. 

Jadi komposisi warna, elemen estetis, material, dan pencahayaan kami coba untuk lebih memperhatikan psikis pengguna. 

"Istilahnya user oriented design, walaupun aspek teknis memang sangat menonjol di sini," tutur Thomas.

Lebih lanjut dia menjelaskan, rencana konversi ruang selasar RSUA menjadi ruang isolasi ini juga membutuhkan dukungan secara sistem tata ruang udara. Dalam hal ini Thomas bekerja sama dengan dosen dari Teknik Fisika ITS yakni Dhany Arifianto ST MEng. 

"Perlu diketahui, sistem tata udara ruang isolasi adalah salah satu unsur terpenting, tekanan udara harus selalu dijaga negatif agar dapat mengisolasi persebaran mikroorganisme," ujarnya.

Ke depannya, Thomas berharap upaya ini dapat menjadi pegangan bagi instansi kesehatan, khususnya RSUA dalam menghadapi pandemik COVID-19. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020