Aplikasi COVID-19 bernama SIMCOVID19ID yang dirancang dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih penghargaan IDEAthon Inovation COVID-19 dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemenristek/BRIN).

SIMCOVID19ID yang diusung tim UMM itu merupakan singkatan dari Sistem Informasi Manajemen Covid-19 Indonesia. Inovasi yang ditampilkan tim UMM adalah Reengineering Website covid19.go.id ke dalam bentuk aplikasi smart client berbasis mobile.

"Keunggulan utamanya adalah smart client. Smart client adalah sebuah fitur klien cerdas dimana klien atau pengguna memungkinkan dirinya membuka aplikasi tanpa memerlukan akses internet," kata salah satu tim UMM di ajang IDEAthon Kemenristek, Muhammad Yusril Hasanuddin di Malang, Senin.

Mahasiswa pengusul aplikasi yang dibuat untuk pengguna Android dan iOS itu mengatakan, aplikasi yang dirancang bersama dosen pengampu tersebut secara otomatis memperbarui data pada aplikasi ketika perangkat terhubung dengan internet. Salah satu aplikasi yang menerapkan smart client adalah Instagram dan WhatsApp.

Mahasiswa asal Buleleng, Bali, ini menerangkan bahwa sejak diluncurkan 18 Maret 2020, website informasi penanganan COVID-19, covid19.go.id, dalam pengimplementasiannya terdapat sejumlah kekurangan, salah satunya situs resmi buatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemerintah ini sempat down atau tidak dapat diakses.

"Apalagi untuk mengakses sebuah situs, memerlukan akses ke jaringan internet yang bagus," ucapnya.

Terdapat 5 inovasi fitur baru di aplikasi SIMCOVID19ID, yang merupakan pengembangan dari fitur yang terdapat di website covid19.go.id. Sebelum masuk ke dashboard, pengguna wajib mendaftar ke aplikasi tersebut dengan wajib mencantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), username aplikasi, dan password aplikasi.

“NIK bertujuan untuk mengambil data kependudukan, yaitu nama, tanggal lahir, jenis kelamin dan tempat tinggal," kata mahasiswa angkatan 2018 ini.

Setelah login, lanjutnya, pengguna baru bisa mengakses fitur aplikasi. Inovasi fitur pertama, yaitu fitur lihat sebaran COVID-19 per wilayah yang ditinggali user.

Karena pengguna harus login untuk bisa memakai aplikasi ini, didapatkan data berupa tempat pengguna itu berada secara terperinci, sehingga pengguna dimudahkan dalam melihat peta persebaran per tempat pengguna berada. Data persebaran COVID-19 disajikan realtime sesuai update Pemerintah di situs covid19.go.id.

Inovasi fitur kedua adalah pengembangan dari fitur tanya jawab yang disediakan website covid19.go.id. Fitur ini diadakan dilatarbelakangi banyaknya pertanyaan seputar agama, pendidikan, dan kebijakan pemerintah.

Fitur yang ketiga adalah fitur lapor hoax. Konfirmasi dari benar tidaknya hoax akan dijawab oleh admin. Sedangkan inovasi fitur keempat adalah donasi, serta fitur kelima adalah fitur pendaftaran relawan, utamanya sebagai admin konfirmasi hoax COVID-19.

Karena karya TIm UMM dinyatakan lolos dan mendapat penghargaan sebagai salah satu inovasi yang bakal ditindaklanjuti, Yusril bersama timnya akan memperoleh pendanaan untuk upaya pengembangan.

“Ajang IDEAthon bukan merupakan ajang kompetisi. Jadi, tidak ada pemeringkatan juara. Di sini, kami saling gotong royong untuk turut membantu penanganan COVID-19. Semoga aplikasi ini bisa segera diunduh melalui Playstore bagi Android dan Appstore bagi iOS,” tuturnya.

Tim UMM terdiri dari dosen dan mahasiswa Program Studi Informatika. Tim tersebut terdiri dari Muhammad Yusril Hasanuddin, Ricky Oktavian, serta dosen pengampu mata kuliah Pemograman Mobile Hariyadi, S.Kom, MT.
 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020