Dua seniman di Tulungagung berkreasi membuat kerajinan "stool-tong", yakni sejenis mebel kursi dari tong mini dengan memanfaatkan limbah kaleng/timba bekas wadah cat bangunan eksterior.
Dikunjungi di rumah produksinya yang serba sederhana memanfaatkan teras rumah di Desa Pulosari, Kecamatan Ngunur, Senin, Nanang mengatakan stool tong merupakan perpaduan antara kebutuhan mebeler rumah tangga ataupun komersil dengan seni instalasi luar ruang.
Modelnya sederhana terbuat dari kaleng cat ukuran kapasitas 20 liter yang diberi lukisan cat minyak. "Karena bentuknya yang sederhana, kursi tong atau stool tong ini lebih cocok dipasang (ditaruh) di luar ruangan. Di teras atau taman," kata Nanang.
Saat itu, ada dua set stool tong yang tengah dikerjakan Nanang bersama sahabatnya yang memiliki keahlian melukis bernama Mochamad Arfi.
Butuh waktu 2-3 hari bagi Nanang dan Arfi untuk menyelesaikan saru set kursi dengan bahan kaleng atau tong bekas wadah cat tersebut.
"Ada beberapa tahapan pengerjaan yang harus dilalui, mulai dari pewarnaan cat dasar, melukis gambar atau membuat tulisan sesuai pesanan, pembuatan alas duduk di penutup kaleng/tong, hingga penyelesaian akhir menggunakan bahan pelapis antigores," ujar Muttaqin, salah satu pengunjung galeri stool tong Nanang Wahyudianto.
Produk kerajinan itu tergolong baru digeluti Nanang. Namun, menurutnya, minat pasar terhadap produk mebeler eksterior ini cukup tinggi.
Pesanaan mulai berdatangan dari beberapa kota besar, mulai Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung maupun wilayah lokal dan daerah Tulungagung dan sekitarnya.
Untuk harga, Nanang mematok harga mulai Rp160 ribu hingga Rp180 ribu per unit. Harga borong dalam bentuk paketan dikatakan Nanang lebih murah dibanding beli secara per unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Dikunjungi di rumah produksinya yang serba sederhana memanfaatkan teras rumah di Desa Pulosari, Kecamatan Ngunur, Senin, Nanang mengatakan stool tong merupakan perpaduan antara kebutuhan mebeler rumah tangga ataupun komersil dengan seni instalasi luar ruang.
Modelnya sederhana terbuat dari kaleng cat ukuran kapasitas 20 liter yang diberi lukisan cat minyak. "Karena bentuknya yang sederhana, kursi tong atau stool tong ini lebih cocok dipasang (ditaruh) di luar ruangan. Di teras atau taman," kata Nanang.
Saat itu, ada dua set stool tong yang tengah dikerjakan Nanang bersama sahabatnya yang memiliki keahlian melukis bernama Mochamad Arfi.
Butuh waktu 2-3 hari bagi Nanang dan Arfi untuk menyelesaikan saru set kursi dengan bahan kaleng atau tong bekas wadah cat tersebut.
"Ada beberapa tahapan pengerjaan yang harus dilalui, mulai dari pewarnaan cat dasar, melukis gambar atau membuat tulisan sesuai pesanan, pembuatan alas duduk di penutup kaleng/tong, hingga penyelesaian akhir menggunakan bahan pelapis antigores," ujar Muttaqin, salah satu pengunjung galeri stool tong Nanang Wahyudianto.
Produk kerajinan itu tergolong baru digeluti Nanang. Namun, menurutnya, minat pasar terhadap produk mebeler eksterior ini cukup tinggi.
Pesanaan mulai berdatangan dari beberapa kota besar, mulai Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung maupun wilayah lokal dan daerah Tulungagung dan sekitarnya.
Untuk harga, Nanang mematok harga mulai Rp160 ribu hingga Rp180 ribu per unit. Harga borong dalam bentuk paketan dikatakan Nanang lebih murah dibanding beli secara per unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020