Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah menetapkan kebijakan karantina bagi pendatang yang nekat mudik ke Banyuwangi, dan sampai saat ini sejumlah pendatang dikarantina di Gelanggang Olahraga (GOR) Tawangalun.
Pemkab Banyuwangi menyiapkan bus untuk membawa pendatang di Pelabuhan Ketapang, sedangkan penumpang dari kabupaten/kota lain dipersilakan melanjutkan perjalanan.
"Sejak Senin (4/5) malam, total sudah enam orang pemudik yang dikarantina di GOR, namun empat orang sudah dijemput oleh aparat desa dan keluarga sejak tadi pagi, dan rencananya dua pemudik lainnya juga akan dijemput semua oleh aparat desa," ujar Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi, Zen Kostolani yang juga koordinator karantina pemudik di GOR Tawangalun, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pemudik yang masuk lewat Pelabuhan Ketapang akan langsung dibawa menuju GOR, dan mereka akan didata dan diberi pilihan karantina di GOR atau di rumah isolasi yang ada di desa.
"Yang berniat isolasi mandiri, pihak kecamatan atau desa akan koordinasi dengan keluarganya untuk dilakukan penjemputan pemudik di GOR," katanya.
Untuk yang kembali di desa, katanya, dibuatkan perjanjian dan apabila tidak menaati karantina, bersedia dijemput oleh petugas untuk dikarantina di tempat yang disediakan Pemkab Banyuwangi, salah satunya GOR Tawangalun.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyuwangi, Ali Ruchi mengatakan, khusus warga Banyuwangi yang baru tiba di Pelabuhan Ketapang, usai dilakukan cek kesehatan, langsung dibawa menggunakan bus menuju GOR untuk dikarantina selama 14 hari.
"Kami sediakan tiga bus di Pelabuhan Ketapang, untuk mengangkut para penumpang asal Banyuwangi," ujarnya.
Menurut Ali, bagi penumpang kapal penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, didominasi pejalan kaki, namun penumpang tidak hanya berasal dari Banyuwangi saja, melainkan banyak dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Probolinggo, Lumajang, Surabaya, dan lainnya.
"Banyak penumpang yang tujuannya tidak ke Banyuwangi, melainkan ke berbagai daerah. Untuk mereka kami persilakan melanjutkan perjalanan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Pemkab Banyuwangi menyiapkan bus untuk membawa pendatang di Pelabuhan Ketapang, sedangkan penumpang dari kabupaten/kota lain dipersilakan melanjutkan perjalanan.
"Sejak Senin (4/5) malam, total sudah enam orang pemudik yang dikarantina di GOR, namun empat orang sudah dijemput oleh aparat desa dan keluarga sejak tadi pagi, dan rencananya dua pemudik lainnya juga akan dijemput semua oleh aparat desa," ujar Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi, Zen Kostolani yang juga koordinator karantina pemudik di GOR Tawangalun, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pemudik yang masuk lewat Pelabuhan Ketapang akan langsung dibawa menuju GOR, dan mereka akan didata dan diberi pilihan karantina di GOR atau di rumah isolasi yang ada di desa.
"Yang berniat isolasi mandiri, pihak kecamatan atau desa akan koordinasi dengan keluarganya untuk dilakukan penjemputan pemudik di GOR," katanya.
Untuk yang kembali di desa, katanya, dibuatkan perjanjian dan apabila tidak menaati karantina, bersedia dijemput oleh petugas untuk dikarantina di tempat yang disediakan Pemkab Banyuwangi, salah satunya GOR Tawangalun.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyuwangi, Ali Ruchi mengatakan, khusus warga Banyuwangi yang baru tiba di Pelabuhan Ketapang, usai dilakukan cek kesehatan, langsung dibawa menggunakan bus menuju GOR untuk dikarantina selama 14 hari.
"Kami sediakan tiga bus di Pelabuhan Ketapang, untuk mengangkut para penumpang asal Banyuwangi," ujarnya.
Menurut Ali, bagi penumpang kapal penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, didominasi pejalan kaki, namun penumpang tidak hanya berasal dari Banyuwangi saja, melainkan banyak dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Probolinggo, Lumajang, Surabaya, dan lainnya.
"Banyak penumpang yang tujuannya tidak ke Banyuwangi, melainkan ke berbagai daerah. Untuk mereka kami persilakan melanjutkan perjalanan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020