Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah menyiapkan insentif bagi para santri dari keluarga kurang mampu yang ada di pesantren Banyuwangi maupun di luar daerah, untuk membantu santri sebagai bekal kembali ke pesantren saat pandemi COVID-19 berakhir.

"Sekarang semua pesantren memulangkan santrinya. Ketika pandemi berakhir ke depan, para santri akan kembali ke pesantrennya masing-masing, baik yang berada di dalam maupun luar Banyuwangi. Mereka balik butuh ongkos, butuh bekal, padahal di masa pandemi ini ekonomi keluarganya menyusut, mereka bisa kebingungan cari uang saku," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin.

Insentif bagi santri, katanya, diberikan tidak lain untuk meringankan beban wali santri, dan insentif tersebut bisa digunakan untuk biaya perjalanan kembali pesantrennya atau sebagai bekal bagi santri dan sebagainya.

Oleh karena itu, katanya, bagi santri dari keluarga kurang mampu akan diberikan insentif, dengan harapan mereka tetap melanjutkan di pesantren.

"Jangan sampai mereka putus mondok, bingung untuk kembali ke pesantren. Insentif ini Insya Allah bisa sedikit membantu," ujarnya.

Bupati Anas menambahkan, program insentif tersebut masih dimatangkan, termasuk akan disampaikan ke sejumlah pesantren di Banyuwangi, untuk dimintakan saran kepada para kiai dan pengasuh pesantren. Sedangkan yang ada di pesantren luar Banyuwangi disiapkan sistem pendaftaran dalam jaringan (daring).

"Tentu mungkin tidak bisa semua santri bisa dijangkau pemerintah daerah, katakanlah pemda bisa membantu 4.000 hingga 5.000 santri. Kami berharap dunia usaha dan para donatur juga ikut membantu pendidikan para santri ini," ujar Anas.

Ia menjelaskan, insentif santri adalah satu dari sekian program jaring pengaman sosial yang disiapkan Pemkab Banyuwangi, untuk membantu masyarakat menghadapi wabah corona.

Di antaranya, paket sembako bagi keluarga miskin selama beberapa bulan, bantuan penyandang disabitas, nutrisi ibu hamil dan menyusui, bantuan pekerja seni, penambahan penerima beasiswa kuliah, hingga bantuan konsumsi harian bagi pekerja informal yang masih harus bekerja di luar rumah.

"Selama ini, jaring pengaman fokus ke sembako, padahal ada anak-anak muda perdesaan yang 'nyantri' di banyak pesantren mungkin akan kebingungan bagaimana balik ke ponpes. Itu harus diberi perhatian, karena mereka selama ini ikut mewarnai potret keagamaan yang ramah, ikut menjaga bingkai ke-Indonesiaan," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020