DPC Partai Demokrat Kota Surabaya menyarankan agar pemerintah kota setempat membuat konsep Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk selanjutnya dikonsultasikan ke Pemerintah Provinsi Jatim menyusul melonjaknya warga Kota Pahlawan yang positif COVID-19.
"Sebaiknya, Pemkot Surabaya sudah mulai membuat konsep PSBB dan konsep itu di konsultasikan ke Pemprov Jatim," kata Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat Surabaya Moch. Machmud di Surabaya, Sabtu.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya harusnya sudah punya hitung-hitungan terkait untung dan ruginya jika PSBB itu diterapkan di Surabaya, baik itu dari aspek ekonomi, sosial, budaya maupun aspek lainnya.
"Ini saya sampaikan karena jumlah korban di Surabaya terus meningkat," kata Wakil Ketua Fraksi Gabungan Partai Demokrat Nasdem DPRD Surabaya ini.
Menurut dia, PSBB adalah alternatif terakhir jika cara lain yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya ternyata tidak membuat warga yang terpapar COVID-19 menurun, melainkan terus naik.
"Meskipun PSBB belum tentu dipakai, namun paling tidak Pemkot Surabaya sudah menyiapkan konsep dan sudah konsultasi ke Gubernur Jatim. Jika ternyata rencana itu tidak jadi dipakai juga tidak masalah," ujaranya.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, M. Fikser sebelumnya mengatakan Pemerintah Kota Surabaya hingga saat ini belum mengirim surat pengajuan pemberlakukan PSBB.
"Kita masih dalam kajian, tapi belum ke arah pelaksanaan. Pemkot belum kirim surat. Kita coba melakukan pembatasan dan itu pun berkoordinasi dengan jajaran TNI dan Polri," ujarnya.
Menurut dia, pada titik keramaian, Pemkot Surabaya bersama jajaran TNI dan Polri rutin melakukan razia di tempat umum. Bahkan, lanjut dia, pihaknya juga melakukan rapid test atau tes cepat COVID-19 terhadap pengunjung di sejumlah kafe atau tempat umum lainnya.
Diketahui dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya sempat mengalami lonjakan dari sebelumnya pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4).
Sedangkan pada Senin (13/4) mengalami kenaikan 28 orang, Selasa (14/4) 20 orang, Rabu (15/4) 16 orang, Kamis (16/4) 2 orang, Jumat (17/4) 4 orang sehingga total saat ini menjadi 250 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Sebaiknya, Pemkot Surabaya sudah mulai membuat konsep PSBB dan konsep itu di konsultasikan ke Pemprov Jatim," kata Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat Surabaya Moch. Machmud di Surabaya, Sabtu.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya harusnya sudah punya hitung-hitungan terkait untung dan ruginya jika PSBB itu diterapkan di Surabaya, baik itu dari aspek ekonomi, sosial, budaya maupun aspek lainnya.
"Ini saya sampaikan karena jumlah korban di Surabaya terus meningkat," kata Wakil Ketua Fraksi Gabungan Partai Demokrat Nasdem DPRD Surabaya ini.
Menurut dia, PSBB adalah alternatif terakhir jika cara lain yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya ternyata tidak membuat warga yang terpapar COVID-19 menurun, melainkan terus naik.
"Meskipun PSBB belum tentu dipakai, namun paling tidak Pemkot Surabaya sudah menyiapkan konsep dan sudah konsultasi ke Gubernur Jatim. Jika ternyata rencana itu tidak jadi dipakai juga tidak masalah," ujaranya.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, M. Fikser sebelumnya mengatakan Pemerintah Kota Surabaya hingga saat ini belum mengirim surat pengajuan pemberlakukan PSBB.
"Kita masih dalam kajian, tapi belum ke arah pelaksanaan. Pemkot belum kirim surat. Kita coba melakukan pembatasan dan itu pun berkoordinasi dengan jajaran TNI dan Polri," ujarnya.
Menurut dia, pada titik keramaian, Pemkot Surabaya bersama jajaran TNI dan Polri rutin melakukan razia di tempat umum. Bahkan, lanjut dia, pihaknya juga melakukan rapid test atau tes cepat COVID-19 terhadap pengunjung di sejumlah kafe atau tempat umum lainnya.
Diketahui dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya sempat mengalami lonjakan dari sebelumnya pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4).
Sedangkan pada Senin (13/4) mengalami kenaikan 28 orang, Selasa (14/4) 20 orang, Rabu (15/4) 16 orang, Kamis (16/4) 2 orang, Jumat (17/4) 4 orang sehingga total saat ini menjadi 250 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020