Seorang pasien positif terinfeksi virus corona atau COVID-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang merupakan klaster pelatihan haji di Surabaya, kondisinya kian membaik dan saat ini menjalani isolasi di Rumah Dinas Bupati Abdullah Azwar Anas.

"Alhamdulillah, kondisi pasien 03 (kasus ketiga positif) terus membaik secara signifikan. Salah satunya hasil rontgen thorax menunjukkan paru-parunya bersih, saluran pernapasan sama sekali tidak ada masalah. Sekarang menunggu hasil uji swab dari Surabaya," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Banyuwangi dr Widji Lestariono di Banyuwangi, Rabu.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 Banyuwangi bertambah jadi tiga orang

Ia mengemukakan bahwa pasien dari Kecamatan Cluring itu merupakan kasus ketiga di Banyuwangi dan merupakan klaster pelatihan petugas haji di Surabaya. Pelatihan petugas haji itu digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada pertengahan Maret 2020 dan diikuti ratusan peserta se-Jatim.

Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim telah menetapkan pelatihan petugas haji itu sebagai klaster penyebaran virus corona.

Baca juga: Rumah dinas Bupati Banyuwangi disiapkan jadi ruang isolasi darurat

Pasien 03 positif corona itu itu dipindahkan dari RSUD Blambangan ke ruang isolasi di guest house Pendopo Kabupaten Banyuwangi, yang juga Rumah Dinas Bupati Abdullah Azwar Anas, sejak Senin, 13 April 2020.

"Kita pindahkan ke ruang isolasi pendopo agar pasien menjalani isolasi dengan santai. Terlebih, suasana hijau pendopo mendukung atmosfer pemulihan. Fasilitas kesehatan dan akomodasi pasien juga terjamin," kata dr Widji, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.

Baca juga: Banyuwangi usulkan tambahan lima rumah sakit rujukan COVID-19

Kata Rio (sapaan akrabnya), yang perlu dipahami masyarakat bahwa pasien positif tak harus dirawat di rumah sakit, tergantung kondisinya.

Dalam kasus tertentu, ada pasien yang secara klinis sangat sehat, hanya tinggal menunggu penyembuhan dengan mengonsumsi gizi seimbang, tidur cukup, olahraga dan berpikir positif. Meski demikian, pasien tetap harus diisolasi.

"Ini penting dipahami, agar pasien positif dan keluarganya, termasuk saudara-saudara kita yang termasuk pasien dalam pengawasan atau PDP, tidak menjadi sasaran perundungan. Saya dengar cerita ada pasien positif dikucilkan seperti makhluk hina. Dengan ditempatkan di pendopo, rumah dinas bupati ini, kami memberi pesan bahwa mereka harus didukung, aman kok asal paham protokol kesehatannya," paparnya.

Baca juga: Seorang pasien positif COVID-19 di Banyuwangi dinyatakan sembuh

Rio menjelaskan, berdasarkan hasil penelusuran orang yang sempat kontak dengan pasien 03 itu, ditemukan 23 orang. "Kepada 23 orang tersebut telah dilakukan tes cepat (rapid test). Hasilnya, semua non-reaktif (negatif)," ujarnya.

Selain itu, Gugus Tugas COVID-19 setempat juga telah menelusuri kontak pasien 02 yang meninggal dunia pada 9 Maret 2020. Hasilnya ditemukan 37 orang.

"Juga sudah dilakukan tes cepat dan hasilnya semua non-reaktif. Tapi ada yang kami masukkan kategori PDP, sudah di swab, sekarang menunggu hasilnya," katanya.

Di Banyuwangi, hingga saat ini tercatat ada tiga pasien positif. Pasien 01 telah sembuh, pasien 02 meninggal dunia dan pasien 03 isolasi di Pendopo Kabupaten Banyuwangi.

Sedangkan jumlah PPD sebanyak sembilan orang (empat orang dirawat RSUD Blambangan, satu orang di ruang isolasi di rumah dinas bupati dan empat orang isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Satu PDP dipindah ke Pendopo dari RSUD karena kondisinya terus membaik. Ruangannya terpisah. Sedangkan PDP yang isolasi mandiri karena kondisi klinisnya hanya bergejala ringan, namun tetap diisolasi di bawah pantauan dokter puskesmas," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020