Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, membuat bilik alat pelindung diri (APD) kesehatan untuk petugas check point di titik-titik pengecekan yang ada di perbatasan Kabupaten Trenggalek.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Selasa malam, menjelaskan, bilik-bilik tersebut dibuat untuk menggantikan APD hazmat yang biasanya dipakai oleh petugas yang berjaga mengecek pengendara masuk ke Trenggalek.
Menurutnya, bilik APD berfungsi melindungi petugas dari potensi paparan virus corona atau COVID-19.
"Kami memesan lima bilik APD. Saat ini sudah ada satu dan masih akan diuji kelayakannya oleh Dinas Kesehatan. Nanti apabila dinyatakan layak pakai, minggu depan akan mulai kami gunakan," kata Arifin.
Arifin menjelaskan, kebutuhan APD hazmat di check point terbilang tinggi. Rata-rata membutuhkan sekitar 15 baju hazmat dalam sehari di satu titik pengecekan.
Sementara total ada tiga titik pengecekan di Kabupaten Trenggalek yang beroperasi 24 jam dengan tiga kali ganti shift.
Bilik APD di titik pengecekan itu mempunyai lebar 0,75 meter dan panjang 1,75 meter, serta tingginya 2,2 meter. Bagian depan bilik ada kaca sehingga petugas yang ada di dalam dan pengendara di luar bisa saling bertatap muka.
Untuk mengecek suhu tubuh dan mencatat riwayat perjalanan pengendara, disediakan dua lobang lengkap dengan sepotong tangan.
"Tersedia juga mikrofon dan pengeras suara agar petugas dan pengendara bisa saling berkomunikasi," kata Arifin.
Untuk tahap awal, bilik APD dipasang di titik pengecekan Kecamatan Durenan yang berada di Terminal Durenan. Titik pemeriksaan ini merupakan perbatasan antara Trenggalek dengan Tulungagung.
"Ke depannya kami akan pasang juga di titik pemeriksaan Tugu yang berbatasan dengan Ponorogo dan titik pemeriksaan Panggul yang berbatasan dengan Pacitan," kata Arifin.
Dengan penggunaan bilik itu, sambung dia, APD hazmat bisa diprioritaskan untuk petugas medis yang menangani Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun positif corona di Trenggalek.
"Sebab petugas yang berjaga di dalam bilik APD hanya perlu menggunakan alat pelindung diri dasar seperti masker dan sarung tangan karet," sambungnya.
Hingga Selasa (14/4/2014), Kabupaten Trenggalek tercatat memiliki satu pasien positif hasil pindah catat dari Kabupaten Tulungagung.
Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 10 orang. Selain itu, ada juga 698 Orang Dalam Pemantauan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Selasa malam, menjelaskan, bilik-bilik tersebut dibuat untuk menggantikan APD hazmat yang biasanya dipakai oleh petugas yang berjaga mengecek pengendara masuk ke Trenggalek.
Menurutnya, bilik APD berfungsi melindungi petugas dari potensi paparan virus corona atau COVID-19.
"Kami memesan lima bilik APD. Saat ini sudah ada satu dan masih akan diuji kelayakannya oleh Dinas Kesehatan. Nanti apabila dinyatakan layak pakai, minggu depan akan mulai kami gunakan," kata Arifin.
Arifin menjelaskan, kebutuhan APD hazmat di check point terbilang tinggi. Rata-rata membutuhkan sekitar 15 baju hazmat dalam sehari di satu titik pengecekan.
Sementara total ada tiga titik pengecekan di Kabupaten Trenggalek yang beroperasi 24 jam dengan tiga kali ganti shift.
Bilik APD di titik pengecekan itu mempunyai lebar 0,75 meter dan panjang 1,75 meter, serta tingginya 2,2 meter. Bagian depan bilik ada kaca sehingga petugas yang ada di dalam dan pengendara di luar bisa saling bertatap muka.
Untuk mengecek suhu tubuh dan mencatat riwayat perjalanan pengendara, disediakan dua lobang lengkap dengan sepotong tangan.
"Tersedia juga mikrofon dan pengeras suara agar petugas dan pengendara bisa saling berkomunikasi," kata Arifin.
Untuk tahap awal, bilik APD dipasang di titik pengecekan Kecamatan Durenan yang berada di Terminal Durenan. Titik pemeriksaan ini merupakan perbatasan antara Trenggalek dengan Tulungagung.
"Ke depannya kami akan pasang juga di titik pemeriksaan Tugu yang berbatasan dengan Ponorogo dan titik pemeriksaan Panggul yang berbatasan dengan Pacitan," kata Arifin.
Dengan penggunaan bilik itu, sambung dia, APD hazmat bisa diprioritaskan untuk petugas medis yang menangani Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun positif corona di Trenggalek.
"Sebab petugas yang berjaga di dalam bilik APD hanya perlu menggunakan alat pelindung diri dasar seperti masker dan sarung tangan karet," sambungnya.
Hingga Selasa (14/4/2014), Kabupaten Trenggalek tercatat memiliki satu pasien positif hasil pindah catat dari Kabupaten Tulungagung.
Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 10 orang. Selain itu, ada juga 698 Orang Dalam Pemantauan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020