Rokok keretek filter menjadi salah satu komoditas penyumbang tertinggi laju inflasi bulan Maret 2020 di Kabupaten Jember dengan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,37 persen, sehingga angka inflasi di kota ini mencapai 0,34 persen dan merupakan inflasi tertinggi se-Jawa Timur.

"Jember mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,62 persen dan merupakan inflasi tertinggi dibandingkan delapan kota IHK di Jatim," kata Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Rabu.

Dari sebelas kelompok pengeluaran, lanjut dia, delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan sisanya stabil. 

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,98 persen; diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau inflasi sebesar 0,77 persen; kelompok peralatan, perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen dan rekreasi olahraga dan budaya sebesar 2,77 persen.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah rokok kretek filter, emas perhiasan, air kemasan, gula pasir dan jeruk. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, cabai merah, bawang putih, mainan anak dan jagung manis," tuturnya.

Berdasarkan data penyumbang inflasi pada bulan Maret 2020 di Jember, rokok keretek filter mengalami inflasi yang cukup besar mencapai 14,29 persen dengan memberikan andil inflasi 0,37 persen, kemudian emas perhiasan mengalami inflasi 5,5 persen yang memberikan andil inflasi 0,07 persen.

Air kemasan inflasi sebesar 5,74 persen yang memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen, gula pasir mengalami inflasi 7,98 persen dengan andil inflasi 0,03 persen, dan jeruk mengalami inflasi 22,34 persen yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen.

"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2020 secara umum menunjukkan adanya kenaikan, sehingga terjadi inflasi sebesar 0,34 persen dan inflasi tahun kalender Maret 2020 sebesar 1,24 persen, serta tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 3,22 persen," katanya.

Arif menjelaskan inflasi Maret di Jember merupakan tertinggi se-Jatim, namun laju inflasi itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,51 persen pada Februari 2020 dan Jember masih menjadi kabupaten yang inflasinya tertinggi se-Jatim seperti pada bulan sebelumnya.

"Komoditas penyumbang inflasi seperti rokok tidak bisa dikontrol oleh TPID Jember karena pemerintah yang menetapkan kebijakan kenaikan cukai rokok (administered price) dan naiknya harga emas juga dipicu oleh dunia internasional," ujarnya.

Sementara Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Birawa mengatakan inflasi bulan Maret di Jember sebesar 0,34 persen merupakan  tertinggi se-Jatim karena disebabkan kenaikkan harga rokok yang merupakan pengaruh kenaikan bea cukai rokok yang ditetapkan pemerintah sejak Januari 2020.

"Komoditas itu setiap bulannya terus menyesuaikan harga secara bertahap, dan di bulan Maret tercatat tertinggi naiknya sehingga mencapai inflasi 14,29 persen dan hal itu akan terus naik setiap bulannya sampai pada titik tertentu sesuai persentase besaran bea cukai rokok yang diberlakukan pemerintah," katanya.

Menurutnya pengaruh COVID-19 juga menjadi salah satu penyebab kenaikkan terjadi inflasi dan kemungkinan akan lebih terasa lagi pada inflasi April 2020 terkait dengan permintaan masyarakat yang tinggi, sementara jumlah barang yang tersedia dan pedagang sulit berjualan. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020