Sebuah pabrik garmen Putrateja Sempurna di Kota Probolinggo, Jawa Timur, memproduksi alat pelindung diri (APD) pesanan dari pemerintah pusat yang berstandar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin bersama Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo dan Camat Kademangan Pujo Agung Satrio meninjau pabrik garmen tersebut di Jalan Brantas Kota Probolinggo, Selasa.
"Sejak merebaknya COVID 19, kami menerima pesanan pembuatan APD berstandar WHO yang bahan bakunya dari pemerintah pusat, sehingga di pabrik tinggal memproduksi saja," kata pemilik Putrateja Sempurna, Supriyono.
Baca juga: UKM konveksi Tulungagung produksi APD untuk bantuan IDI
Dalam waktu satu hari, pabrik garmen di Probolinggo ini bisa memproduksi sebanyak 4.000 APD berbahan dupont tyvek dengan ukuran L dan XL, sehingga dengan dua pabrik yang beroperasi dapat memproduksi sebanyak 10 ribu APD setiap hari.
"Kami secara spontanitas berpartisipasi dan mendapat jatah membuat dua juta APD. Kami tidak dikenai batas waktu kapan APD harus terselesaikan, namun prinsipnya lebih cepat lebih baik," tuturnya.
Baca juga: 10 ribu APD dari Pemprov Jatim dibagikan ke rumah sakit rujukan
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan bahwa APD menjadi kebutuhan bangsa dalam menangani virus corona, sehingga pihaknya mengapresiasi pabrik garmen Putrateja Sempurna yang memprioritaskan pembuatan APD daripada produksi fashion biasanya.
"APD yang diproduksi itu untuk kebutuhan Indonesia, Jawa Timur, dan Kota Probolinggo, sehingga APD itu yang menjadi harapan untuk saat-saat ini dalam penanganan COVID-19," katanya.
Baca juga: Pemerintah segera distribusikan 105.000 APD ke rumah sakit rujukan se-Indonesia
Sementara Juru bicara Tim Satgas Penanggulangan Bencana Non-Alam dan Percepatan Penanganan COVID 19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah mengatakan, ada tiga kelas APD yang digunakan dalam penanganan virus corona, yakni dupont tyvek, sponge dengan ketebalan 75 gram, dan polyester, namun yang direkomendasikan oleh WHO adalah dupont tyvek.
"Dupont tyvek tidak terlalu tebal, sehingga partikel sangat kecil ukuran 0,3 mili tidak masuk dan tidak menyerap air," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin bersama Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo dan Camat Kademangan Pujo Agung Satrio meninjau pabrik garmen tersebut di Jalan Brantas Kota Probolinggo, Selasa.
"Sejak merebaknya COVID 19, kami menerima pesanan pembuatan APD berstandar WHO yang bahan bakunya dari pemerintah pusat, sehingga di pabrik tinggal memproduksi saja," kata pemilik Putrateja Sempurna, Supriyono.
Baca juga: UKM konveksi Tulungagung produksi APD untuk bantuan IDI
Dalam waktu satu hari, pabrik garmen di Probolinggo ini bisa memproduksi sebanyak 4.000 APD berbahan dupont tyvek dengan ukuran L dan XL, sehingga dengan dua pabrik yang beroperasi dapat memproduksi sebanyak 10 ribu APD setiap hari.
"Kami secara spontanitas berpartisipasi dan mendapat jatah membuat dua juta APD. Kami tidak dikenai batas waktu kapan APD harus terselesaikan, namun prinsipnya lebih cepat lebih baik," tuturnya.
Baca juga: 10 ribu APD dari Pemprov Jatim dibagikan ke rumah sakit rujukan
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan bahwa APD menjadi kebutuhan bangsa dalam menangani virus corona, sehingga pihaknya mengapresiasi pabrik garmen Putrateja Sempurna yang memprioritaskan pembuatan APD daripada produksi fashion biasanya.
"APD yang diproduksi itu untuk kebutuhan Indonesia, Jawa Timur, dan Kota Probolinggo, sehingga APD itu yang menjadi harapan untuk saat-saat ini dalam penanganan COVID-19," katanya.
Baca juga: Pemerintah segera distribusikan 105.000 APD ke rumah sakit rujukan se-Indonesia
Sementara Juru bicara Tim Satgas Penanggulangan Bencana Non-Alam dan Percepatan Penanganan COVID 19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah mengatakan, ada tiga kelas APD yang digunakan dalam penanganan virus corona, yakni dupont tyvek, sponge dengan ketebalan 75 gram, dan polyester, namun yang direkomendasikan oleh WHO adalah dupont tyvek.
"Dupont tyvek tidak terlalu tebal, sehingga partikel sangat kecil ukuran 0,3 mili tidak masuk dan tidak menyerap air," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020