Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mengoptimalkan peran garda terdepan di tingkat desa dan kelurahan untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengajak Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), bersama kepala desa, lurah dan puskesmas untuk melakukan pendataan seluruh warga yang baru datang dari luar kota atau luar negeri.
"Pemerintah desa/kelurahan dan puskesmas bareng Babinsa dan Bhabinkamtimbas akan lebih aktif melakukan pendataan warga. Bagi mereka yang baru datang dari negeri, kota yang telah terjangkit, maka masuk orang tanpa gejala (OTG)," kata Bupati Anas di Banyuwangi, Selasa.
Warga yang baru datang dari perantauan, kata Bupati Anas, bakal diperiksa suhu tubuh oleh petugas kesehatan dan pendataan informasi lokasi perantauan. Selanjutnya akan diadakan karantina mandiri bagi perantau yang datang dari wilayah zona merah.
"Para perantau harus lapor ke RT/RW dan kalau ada gejala, maka wajib lapor dulu ke puskesmas dan akan dipantau terus. Mereka juga wajib melakukan karantina diri selama 14 hari, tidak boleh menolak. Masyarakat yang nantinya akan melakukan pengawasan," ucapnya.
Mengenai kebutuhan makanan, Bupati Anas mengatakan, pihak kecamatan bersama gotong royong rakyat akan membantu.
"Makanan akan dikirim, namun prosesnya sangat terbatas hanya diketahui petugas terkait, karena tidak boleh diketahui orang lain. Karena memang di lapangan masih perlu edukasi bahwa ODP dan PDP itu harus dibantu, bukan dijauhi dan dimusuhi," tuturnya.
Bupati Anas mengatakan, peran masyarakat di lingkungannya sangat besar dalam upaya menekan penyebaran virus corona dan warga harus gotong royong melakukan tindakan pencegahan.
"Kami ingin membuat perisai kesehatan ini berbasis masyarakat. Kami tidak melarang jika ada desa yang melakukan karantina daerahnya, selama tidak mengganggu proses logistik di daerahnya. Namun tetap harus dikonsultasikan dengan baik ke forum pimpinan kecamatan dan forum pimpinan daerah," katanya.
Sementara itu, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan Bhabinkamtibmas di masing-masing desa membantu kades/lurah melakukan pendataan perantau.
"Kami sudah perintahkan kepada Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengawasan ketat bersama dengan Babinsa dan kades serta lurah kepada warga yang baru datang dari perantauan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Bupati Abdullah Azwar Anas mengajak Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), bersama kepala desa, lurah dan puskesmas untuk melakukan pendataan seluruh warga yang baru datang dari luar kota atau luar negeri.
"Pemerintah desa/kelurahan dan puskesmas bareng Babinsa dan Bhabinkamtimbas akan lebih aktif melakukan pendataan warga. Bagi mereka yang baru datang dari negeri, kota yang telah terjangkit, maka masuk orang tanpa gejala (OTG)," kata Bupati Anas di Banyuwangi, Selasa.
Warga yang baru datang dari perantauan, kata Bupati Anas, bakal diperiksa suhu tubuh oleh petugas kesehatan dan pendataan informasi lokasi perantauan. Selanjutnya akan diadakan karantina mandiri bagi perantau yang datang dari wilayah zona merah.
"Para perantau harus lapor ke RT/RW dan kalau ada gejala, maka wajib lapor dulu ke puskesmas dan akan dipantau terus. Mereka juga wajib melakukan karantina diri selama 14 hari, tidak boleh menolak. Masyarakat yang nantinya akan melakukan pengawasan," ucapnya.
Mengenai kebutuhan makanan, Bupati Anas mengatakan, pihak kecamatan bersama gotong royong rakyat akan membantu.
"Makanan akan dikirim, namun prosesnya sangat terbatas hanya diketahui petugas terkait, karena tidak boleh diketahui orang lain. Karena memang di lapangan masih perlu edukasi bahwa ODP dan PDP itu harus dibantu, bukan dijauhi dan dimusuhi," tuturnya.
Bupati Anas mengatakan, peran masyarakat di lingkungannya sangat besar dalam upaya menekan penyebaran virus corona dan warga harus gotong royong melakukan tindakan pencegahan.
"Kami ingin membuat perisai kesehatan ini berbasis masyarakat. Kami tidak melarang jika ada desa yang melakukan karantina daerahnya, selama tidak mengganggu proses logistik di daerahnya. Namun tetap harus dikonsultasikan dengan baik ke forum pimpinan kecamatan dan forum pimpinan daerah," katanya.
Sementara itu, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan Bhabinkamtibmas di masing-masing desa membantu kades/lurah melakukan pendataan perantau.
"Kami sudah perintahkan kepada Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengawasan ketat bersama dengan Babinsa dan kades serta lurah kepada warga yang baru datang dari perantauan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020