Petugas medis di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, belum memeproleh bantuan alat pelindung diri (APD), kendati daerah ini telah ditetapkan sebagai zona merah setelah ditemukannya dua orang warga setempat positif terjangkit virus corona (COVID-19).

Informasi yang dihimpun, sebagian besar tenaga medis di puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan di Situbondo sampai saat ini masih menggunakan APD “darurat” berupa jas hujan yang dimodifikasi.

"Kami mendapat laporan bahwa ada petugas medis di lapangan terpaksa menggunakan APD modifikasi, tentunya itu jelas sangat berbahaya," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat konferensi pers di Ruang Baluran Pemkab Situbondo, Sabtu (28/3).

Menurutnya, saat ini telah ada dua warga Situbondo yang berada di satu wilayah, yakni di Kecamatan Bungatan, dinyatakan positif COVID-19, sehingga petugas harus melakukan pelacakan kontak erat terhadap orang-orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pasien.

Dadang mengatakan, pihaknya juga telah menyampaikan masalah APD bagi petugas medis itu kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat rapat melalui konferensi jarak jauh.

Pemerintah daerah setempat juga sudah berusaha memesan APD sendiri, namun demikian masih belum ada kejelasan pengirimannya.

"Untuk saat sekarang kami dari Forkopimda hanya mendukung para petugas medis di lapangan, karena mereka bekerja dengan peralatan seadanya," ujarnya.

Bupati Dadang menambahkan, akan menggerakkan ibu-ibu PKK guna membuat masker dan masker tersebut akan dibagikan kepada masyarakat untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.

"Ide Pak Kapolres dan Pak Dandim yang selama ini berada di barisan depan mencegah kontak fisik maupun kerumunan massa akan melakukan pengawasan ketat terhadap mangkalnya kendaraan pengiriman barang dari luar daerah, guna mengurai penyebaran virus corona," ujarnya.

Menurut data Satgas COVID-19 Situbondo, hingga Sabtu (28/3/2020) tercatat ada dua warga terkonfirmasi positif COVID-19, orang dalam pemantauan atau ODP sebanyak 117 orang yang terdiri 53 orang dipantau, lima orang rawat inap dan 48 ODP lainnya isolasi mandiri, serta sebanyak 64 orang selesai dipantau namun masih berstatus ODP.

Sebanyak 117 ODP itu tersebar di 15 kecamatan dari 17 kecamatan, hanya ada dua kecamatan tidak ada ODP, yaitu Kecamatan Arjasa dan Jatibanteng.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020