Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan penyemprotan massal cairan disinfektan di tempat ibadah, baik masjid maupun gereja, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Kami terima masukan dari masyarakat, yang kami lakukan tadinya fasilitas umum pemerintah, karena ada permintaan tempat ibadah yang sementara ditutup kami semprot (dengan cairan disinfektan)," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Selasa.

Penyemprotan cairan disinfektan tersebut dilakukan di tempat ibadah wilayah Kota Kediri baik masjid maupun gereja. Selain itu, pemerintah juga memberikan edukasi agar mereka (pengurus masjid maupun gereja) bisa secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan.

"Kami akan beri edukasi, ke gereja, masjid untuk melakukan secara rutin. Kami ajarkan mereka membuat disinfektan sendiri, kami siapkan videonya, tujuannya mengurangi, meminimalisir risiko," ujar dia.

Ia juga meminta untuk kegiatan di tempat ibadah untuk sementara waktu dihentikan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan guna meminimalisasi risiko yang bisa saja terjadi, yakni menularnya virus corona di Kediri.

Terkait dengan bahan, Wali Kota mengatakan pengurus bisa dengan mencari di toko ataupun pusat perbelanjaan dengan bisa menggunakan bahan untuk mengepel lantai atau lainnya. Petugas bisa mengajari mereka guna membuat disinfektan termasuk untuk perbandingan antara air dan cairan tersebut.

Dirinya mengakui, yang saat ini agak sulit adalah alat untuk menyemprot. Diharapkan, di tempat ibadah disediakan ataupun bisa meminjam ke warga yang mempunyai, sehingga penyemprotan rutin bisa dilakukan.

Ia juga berharap pengertian dari masyarakat untuk sama-sama mencegah penyebaran virus ini, dengan mematuhi anjuran dari pemerintah.

Beberapa lokasi yang dilakukan penyemprotan massal di antaranya di masjid areal Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Masjid Darunnajah di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, Gereja Getsemani Kediri, dan beberapa tempat ibadah lainnya.

KH Oing Abdul Muid Shohib mengatakan pesantren sangat terbantu dengan kegiatan ini. Pesantren juga membuat aturan agar para santri lebih menjaga kebersihan, kesehatan dan rajin olahraga.

"Kami ikuti anjuran pemerintah, dengan hidup sehat, olahraga, dan semacamnya. Tentu santri sumbangsihnya bangsa berdoa (agar virus ini segera ditemukan obatnya)," kata Gus Muid, sapaan akrabnya.

Pendeta Timotius Kabul dari Gereja Getsemani Kediri juga mengatakan pihak gereja mematuhi anjuran pemerintah. Seluruh jemaat yang hendak ibadah mematuhi aturan yakni dengan lewat pintu depan dan harus membersihkan tangan dengan hand sanitizer.

Namun, untuk saat ini aktivitas ibadah kini dialihkan lewat daring dan jemaat bisa mengikuti dari rumah masing-masing.

"Kami dukung dan mengikuti anjuran pemerintah demi selamatkan umat dan menghentikan percepatan virus corona, ibadah hari Minggu dan kegiatan gereja dialihkan sementara sambil mengikuti perkembangan. Gereja memfasilitasi ibadah di rumah masing-masing lewat jejaring sosial," kata dia.

Untuk pembersihan gereja, Pendeta Kabul juga mengatakan pengurus rutin melakukan dengan menyemprotkan cairan disinfektan sendiri. Namun, pihaknya juga memberikan apresiasi yang baik, dengan sikap pemerintah yang melakukan penyemprotan di tempat ibadah secara massal.

Dalam kegiatan itu, selain diikuti oleh Wali Kota Kediri, juga pejabat lainnya seperti Sekda Kota Kediri Budwi Sunu, Kapolres Kota Kediri AKBP Miko Indrayana, Dandim 0809 Kediri Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, dan beberapa pejabat lainnya.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020