Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan di kantor pusat dan seluruh kantor divisi serta sub divisi sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, dikonfirmasi di Surabaya, Minggu, mengatakan wilayah kerja PJT I mencakup lima wilayah sungai, yakni Brantas di Jawa Timur, Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Serayu Bogowonto dan Jratun Seluna di Jawa Tengah, serta Toba Asahan di Sumatera Utara.

"Penyemprotan ini kami lakukan sebagai langkah preventif penyebaran COVID-19. Seperti diketahui, bahwa penyebaran virus ini cukup cepat, sehingga kami harus mengambil langkah antisipasi untuk mencegah," katanya.

Setelah sterilisasi kantor, PJT I juga akan melakukan penyemprotan di lokasi wisata yang mereka kelola, seperti Waduk Selorejo dan Bendungan Sutami di Kabupaten Malang, Waduk Wonorejo di Tulungagung dan Waduk Bening di Kabupaten Madiun.

"Penyemprotan disinfektan di lokasi wisata juga menjadi salah satu prioritas kami, karena menjadi lokasi tujuan wisata bagi masyarakat. Dalam waktu dekat ini, sterilisasi menggunakan disinfektan akan kami lakukan," ujarnya.

Meski begitu, Raymond menyarankan pada masyarakat agar sementara waktu dalam masa darurat COVID-19 saat ini agar lebih banyak tinggal di rumah.

"Kalau bisa yang mau liburan seperti di bendungan yang kami kelola agar ditunda dulu. Ini penting untuk menekan dan mengurangi potensi penyebaran virus corona," katanya.

Menurutnya, imbauan dari pemerintah untuk menghidari kerumunan massa dan melakukan social distancing harus dipahami dan dilaksanakan.

"Sementara waktu, hindari berwisata. Lebih baik untuk siswa belajar di rumah dan orang tua yang tidak berkepentingan mendesak agar tidak berpergian dulu," katanya.

Selain penyemprotan disinfektan, PJT I melalui labroratorium yang dimiliki juga mulai memproduksi cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Namun, sementara ini produk masih dimanfaatkan bagi karyawan atau untuk internal perusahaan.

"Hand sanitizer ini dibuat petugas lab kami dengan menggunakan ethyl alkohol 96. Kami masih produksi terbatas dalam jumlah ratusan liter, karena memang bahan bakunya sulit untuk didapatkan. Jika pemerintah bisa menyiapkan bahan bakunya, petugas laboratorium kami juga siap membantu untuk memproduksi lebih banyak agar dapat dibagikan juga untuk masyarakat," tuturnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020