Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono Madiun, Jawa Timur, menambah ruang isolasi dari lima menjadi 13 unit untuk penanganan pasien dalam pengawasan (PDP) yang dicurigai terpapar virus corona atau COVID-19.
Direktur Utama RSUD dr Soedono Madiun, dr Bangun Trapsila Purwaka, SpOG mengatakan, penambahan ruang isolasi tersebut bertujuan agar penanganan pasien yang diduga terkena virus corona dapat lebih maksimal.
"RSUD dr Soedono siap melayani orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) sesuai SOP," ujar dr Bangun Trapsila Purwaka saat konferensi pers di RSUD setempat, Jumat.
Dari 13 ruang isolasi penanganan pasien corona tersebut, satu ruangan disiapkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Menurut dia, sejak ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, RSUD Soedono Madiun telah merawat tujuh orang dalam pemantauan (ODP).
Dari tujuh ODP tersebut, enam orang di antaranya diperbolehkan pulang dan satu orang lainnya, yakni warga Magetan meninggal dunia karena diduga sepsis atau memiliki penyakit komplikasi berbahaya akibat infeksi.
Selain itu, RSUD dr Soedono juga telah merawat lima pasien dalam pengawasan (PDP) corona, yang salah satunya asal Madiun telah meninggal dunia pada Jumat (20/3), karena kondisinya yang buruk sejak dirujuk.
Pasien yang meninggal dunia tersebut belum diketahui stasusnya positif atau negatif COVID-19, sebab hasil uji spesimennya belum keluar.
Sedangkan empat PDP lainnya, satu orang di antaranya dinyatakan positif COVID-19. Pasien positif corona ini merupakan istri dari pengidap COVID-19 yang meninggal dunia di RSUD dr Moewardi Solo. Keduanya diketahui terpapar corona setelah pulang dari mengikuti seminar di Bogor.
Sedangkan tiga PDP lainnya, terinci dua orang perempuan asal Kabupaten Ngawi masing-masing berusia 64 tahun dan 25 tahun. Sedangkan satu orang lainnya merupakan pasien laki-laki usia 20 tahun asal Magetan. Ketiganya telah diambil spesimennya, namun hasilnya belum keluar.
Sementara itu, hasil uji laboratorium dari seluruh keluarga istri penderita positif COVID-19 yang meninggal di Solo, dinyatakan negatif COVID-19.
"Ada 12 orang anggota dari keluarga pasien corona asal Magetan yang diambil spesimennya karena kontak dengan penderita positif. Hasilnya, mereka semua dinyatakan negatif," kata dia.
Pihaknya meminta warga Madiun dan sekitarya tidak perlu panik dalam menghadapi kasus penyebaran COVID-19. Warga diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menghindari risiko penularan.
"Yang perlu digarisbawahi adalah hingga hari ini, Jumat 20 Maret, di wilayah Madiun belum ada yang terinfeksi corona secara langsung. Jadi warga Madiun tidak usah panik tetap waspada dan tingkatkan PHBS," kata Bangun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Direktur Utama RSUD dr Soedono Madiun, dr Bangun Trapsila Purwaka, SpOG mengatakan, penambahan ruang isolasi tersebut bertujuan agar penanganan pasien yang diduga terkena virus corona dapat lebih maksimal.
"RSUD dr Soedono siap melayani orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) sesuai SOP," ujar dr Bangun Trapsila Purwaka saat konferensi pers di RSUD setempat, Jumat.
Dari 13 ruang isolasi penanganan pasien corona tersebut, satu ruangan disiapkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Menurut dia, sejak ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, RSUD Soedono Madiun telah merawat tujuh orang dalam pemantauan (ODP).
Dari tujuh ODP tersebut, enam orang di antaranya diperbolehkan pulang dan satu orang lainnya, yakni warga Magetan meninggal dunia karena diduga sepsis atau memiliki penyakit komplikasi berbahaya akibat infeksi.
Selain itu, RSUD dr Soedono juga telah merawat lima pasien dalam pengawasan (PDP) corona, yang salah satunya asal Madiun telah meninggal dunia pada Jumat (20/3), karena kondisinya yang buruk sejak dirujuk.
Pasien yang meninggal dunia tersebut belum diketahui stasusnya positif atau negatif COVID-19, sebab hasil uji spesimennya belum keluar.
Sedangkan empat PDP lainnya, satu orang di antaranya dinyatakan positif COVID-19. Pasien positif corona ini merupakan istri dari pengidap COVID-19 yang meninggal dunia di RSUD dr Moewardi Solo. Keduanya diketahui terpapar corona setelah pulang dari mengikuti seminar di Bogor.
Sedangkan tiga PDP lainnya, terinci dua orang perempuan asal Kabupaten Ngawi masing-masing berusia 64 tahun dan 25 tahun. Sedangkan satu orang lainnya merupakan pasien laki-laki usia 20 tahun asal Magetan. Ketiganya telah diambil spesimennya, namun hasilnya belum keluar.
Sementara itu, hasil uji laboratorium dari seluruh keluarga istri penderita positif COVID-19 yang meninggal di Solo, dinyatakan negatif COVID-19.
"Ada 12 orang anggota dari keluarga pasien corona asal Magetan yang diambil spesimennya karena kontak dengan penderita positif. Hasilnya, mereka semua dinyatakan negatif," kata dia.
Pihaknya meminta warga Madiun dan sekitarya tidak perlu panik dalam menghadapi kasus penyebaran COVID-19. Warga diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menghindari risiko penularan.
"Yang perlu digarisbawahi adalah hingga hari ini, Jumat 20 Maret, di wilayah Madiun belum ada yang terinfeksi corona secara langsung. Jadi warga Madiun tidak usah panik tetap waspada dan tingkatkan PHBS," kata Bangun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020