Monako untuk pertama kalinya tidak menggelar Grand Prix Formula 1 sejak tak pernah absen dari tahun 1955, ketika penyelenggara pada Kamis malam mengumumkan untuk membatalkan balapan di negara itu sebagai imbas dari wabah virus corona atau COVID-19.
Sebelumnya FIA dan Formula 1 menyatakan balapan di Monako pada Mei 2020 ditunda, bersamaan dengan Grand Prix Belanda dan Spanyol yang dijadwalkan di bulan yang sama.
Namun, Automobile Club de Monaco (ACM) memutuskan untuk sekalian membatalkan balapan ikonik di sirkuit jalan raya itu.
Keputusan itu diumumkan di hari yang sama ketika Pangeran Albert II dites positif terinfeksi virus corona, demikian Reuters.
Monako, yang dijadwalkan menggelar grand prix pada 24 Mei 2020, pertama kali menggelar GP pada 1929, dan sejak 1955 tak pernah absen di kalender F1 tiap tahunnya.
ACM menggaris bawahi situasi global terkait pandemi COVID-19, ketidakjelasan dampaknya terhadap ajang Formula 1, serta partisipasi tim, juga kebijakan negara-negara di dunia yang melakukan karantina dan pembatasan menjadi beberapa alasan yang menyebabkan tidak mungkin terlaksananya GP Monako.
Belum lagi dampak sektor ekonomi serta ketersediaan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya balapan.
"Tak ada situasi yang memungkinkan lagi untuk menggelar ajang ini tahun ini," kata ACM.
Grand Prix Azerbaijan pada 7 Juni 2020 kemungkinan akan menjadi seri pembuka F1 musim ini setelah tujuh seri awal terdampak.
Sebelumnya, FIA telah memutuskan untuk memajukan sesi libur musim panas ajang Formula 1 yang biasanya berlaku pada Agustus, ke Maret dan April, dengan menambah durasi dari 14 hari menjadi 21 hari.
Kemudian, federasi otomotif internasional itu bersama F1 dan sepuluh tim kompetitor juga sepakat menunda penerapan regulasi teknis F1 pada 2021 ke 2022.
Musim 2021 sedianya menyaksikan perombakan besar-besaran regulasi terkait desain baru mobil F1 yang diharapkan mampu memperketat persaingan dan memangkas jarak antara tim kaya dan yang berbujet lebih rendah.
Sementara itu, regulasi finansial, yang membatasi anggaran keuangan tiap tim, akan tetap diterapkan mulai tahun depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Sebelumnya FIA dan Formula 1 menyatakan balapan di Monako pada Mei 2020 ditunda, bersamaan dengan Grand Prix Belanda dan Spanyol yang dijadwalkan di bulan yang sama.
Namun, Automobile Club de Monaco (ACM) memutuskan untuk sekalian membatalkan balapan ikonik di sirkuit jalan raya itu.
Keputusan itu diumumkan di hari yang sama ketika Pangeran Albert II dites positif terinfeksi virus corona, demikian Reuters.
Monako, yang dijadwalkan menggelar grand prix pada 24 Mei 2020, pertama kali menggelar GP pada 1929, dan sejak 1955 tak pernah absen di kalender F1 tiap tahunnya.
ACM menggaris bawahi situasi global terkait pandemi COVID-19, ketidakjelasan dampaknya terhadap ajang Formula 1, serta partisipasi tim, juga kebijakan negara-negara di dunia yang melakukan karantina dan pembatasan menjadi beberapa alasan yang menyebabkan tidak mungkin terlaksananya GP Monako.
Belum lagi dampak sektor ekonomi serta ketersediaan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya balapan.
"Tak ada situasi yang memungkinkan lagi untuk menggelar ajang ini tahun ini," kata ACM.
Grand Prix Azerbaijan pada 7 Juni 2020 kemungkinan akan menjadi seri pembuka F1 musim ini setelah tujuh seri awal terdampak.
Sebelumnya, FIA telah memutuskan untuk memajukan sesi libur musim panas ajang Formula 1 yang biasanya berlaku pada Agustus, ke Maret dan April, dengan menambah durasi dari 14 hari menjadi 21 hari.
Kemudian, federasi otomotif internasional itu bersama F1 dan sepuluh tim kompetitor juga sepakat menunda penerapan regulasi teknis F1 pada 2021 ke 2022.
Musim 2021 sedianya menyaksikan perombakan besar-besaran regulasi terkait desain baru mobil F1 yang diharapkan mampu memperketat persaingan dan memangkas jarak antara tim kaya dan yang berbujet lebih rendah.
Sementara itu, regulasi finansial, yang membatasi anggaran keuangan tiap tim, akan tetap diterapkan mulai tahun depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020