Pengamat ekonomi Universitas Airlangga Surabaya Imron Mawardi menilai pembayaran lahan milik warga Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jatim, oleh Pertamina adalah sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan melipatgandakan asetnya.

"Sebab penggantian lahan warga yang besarnya jauh melebihi NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) itu membuat uang yang mereka terima dari Pertamina bisa dipakai untuk membeli lahan lain yang jauh lebih luas," kata Imron Mawardi dihubungi di Surabaya, Rabu. 

Sejak pekan lalu, Pertamina telah membayar kepada warga atas lahan yang akan dipergunakan untuk pembangunan kilang, dengan tahap pertama pembayaran dilakukan untuk mengganti 20 bidang lahan di Desa Wadung dan Sumurgeneng. Sedangkan tahap kedua, pembayaran dilakukan untuk mengganti 47 bidang lahan warga Desa Sumurgeneng. 

Meski demikian, Imron Mawardi mengingatkan agar warga bijak dalam mengelola uang yang diterima dan harus segera berinvestasi di sektor riil. 

"Caranya dengan segera membeli lahan baru yang nilainya lebih rendah dibandingkan lahan lama. Dengan begitu, mereka bisa memiliki lahan yang jauh lebih luas dibandingkan lahan semula," katanya.

Ia mencontohkan, jika semula memiliki lahan 100 hektare, dengan uang pengganti yang diperoleh itu warga harusnya bisa mendapatkan lahan sekitar 200 hingga 300 hektare di tempat baru. 

Sikap bijak dalam mengelola uang hasil pelepasan lahan untuk kilang, tambah Imron, sangat krusial, karena jika salah mengelola justru bisa menjerumuskan warga. 

"Ini wajib diingat. Langkah pertama itu tadi, harus segera membeli lahan baru yang luasnya melebihi lahan lama. Sisanya bisa dipergunakan untuk membeli barang-barang untuk menggerakkan produksi mereka. Hindarkan membeli barang konsumtif, seperti mobil dan sepeda motor," katanya.

Imron Mawardi mengingatkan, banyak contoh kurang baik tentang pengelolaan keuangan yang tidak tepat tersebut. Misalnya, nelayan di daerah pantai, mengapa banyak yang miskin? Yang jelas, bukan karena pendapatan mereka rendah. 

"Ketika memperoleh ikan dengan harga bagus, nelayan justru konsumtif. Mereka juga terbiasa tidak memiliki cadangan di bulan-bulan kering. Akibatnya, barang-barang yang dibeli harus dijual kembali untuk menutupi kebutuhan saat nelayan sulit mendapat ikan," katanya.

Berkaca dari berbagai pengalaman itulah, Imron menekankan warga Jenu, Tuban, untuk berhati-hati. "Jika warga bijak, maka aset dan tingkat kesejahteraan mereka akan meningkat. Dengan cara ini, warga Tuban bisa memperbaiki kehidupan mereka," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020