Perum Jasa Tirta (PJT) I mengajak masyarakat untuk lebih mencintai sungai dengan menggelar pertunjukan kesenian ludruk Kartolo di Bendungan Sutami Karangkates, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/2) malam.

"Ludruk waduk di Bendungan Sutami Karangkates yang digelar ini menampilkan Kartolo cs. Lakon yang diangkat berjudul Banjir Kemarau. Ini judul yang sangat kontras untuk memahami banjir di tengah kemarau atau kemarau yang mengalami banjir di situasi serba kontras saat ini," kata Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan melalui keterangan pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Minggu.

Raymond menjelaskan, masa saat ini kontradiktif banyak terjadi. Ada yang senang gembira, sedih, kaya dan miskin. Untuk itu, PJT I mengajak masyarakat ramah terhadap sungai. Seperti tidak mengotori sungai dengan sampah atau mencemari dengan limbah.

Jawa Timur, menurut Raymond, menjadi salah satu wilayah penyangga air untuk kebutuhan hidup masyarakat. Ironisnya, masyarakat hidup dari air dan juga mengotori air. 

"Jika perilaku masyarakat tidak diubah, maka air bisa jadi musibah. Kita hidup dekat air tapi sering kali mengingkari eksistensi air," katanya.

Pertunjukan ludruk lebih dari 150 menit itu cukup menyita perhatian masyarakat Malang, khususnya di wilayah Hulu Brantas di Karangkates.

"Ini pendekatan budaya di wilayah hulu. Generasi saya ikut menikmati ludruk saat itu. Sutami ini adalah bendungan pertama di Brantas di Jatim, sehingga kami juga ingin beri hiburan bagi masyarakat sekitar waduk dalam rangka memeringati HUT PJT I ke-30 tahun ini," ujarnya.

Raymond memiliki pandangan khusus dalam memberikan pemahaman pada masyarakat atas pentingnya menjaga kelestarian air dan sungai yakni lewat kesenian ludruk.

"Ludruk ini kesenian yang merakyat dan dinantikan di Jatim sejak lama. 30 tahun (usia PJT I) belum pernah nanggap ludruk. Kartolo ini ikon Jatim, sehingga kami juga beri kesempatan ludruk tampil kembali," kata dia.

Pesan moralnya, lanjut dia, dalam bentuk pertunjukan atau teater rakyat ini juga sebagai sarana mengomunikasikan ide yang paling mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat, tanpa perlu berikan prolog berkepanjangan. 

Selain itu, dalam menggarap lakon Banjir Kemarau ini, tim Kartolo cs juga cukup serius dalam menyiapkan materi yang disampaikan.

"Banjir kemarau ini tim kreatif Kartolo minta data wawancara khusus untuk menggali data. Wawancara juga dengan Humas PJT I. Kartolo cs ini orang yang cukup serius dalam menyiapkan pesan lewat pertunjukan yang menghibur. Tentunya ini sangat kejutan," ujarnya.

Pertunjukan seni tradisi ini sebelumnya sudah pernah dilakukan PJT I. Pada tahun 1995 dan 2017, PJT I pernah melakukan hal sama yakni memberikan hiburan wayang. 

"Namun kali ini kami putuskan naggap ludruk dan yang nonton juga banyak. Mumpung kartolo masih bisa pentas juga," ucapnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020