Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan penandatangan kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama untuk mendirikan halal center di kampus setempat.

Kepala BPJPH Kementerian Agama Prof Sukoso usai penandatanganan kerja sama di Surabaya, Senin, mengatakan, halal center harus dibentuk oleh lembaga pemerintah, yayasan Islam, perguruan tinggi negeri dan swasta dari yayasan Islam.

"Tentu dalam konteks ini halal center memiliki tugas seperti mendampingi, membina, mengawasi jaminan produk halal, memasukkan data petugas penyedia halal ke BPJPH serta mengelola bank data," katanya.

Untuk pembiayaan didapat dari berbagai sumber, di antaranya perusahaan, usaha mandiri maupun perguruan tinggi dan pengabdian dengan mendamping UMKM regional. 

Sukoso menambahkan, dengan menjadi halal center, maka Unusa berhak untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat yang ingin mengajukan sertifikat halal terhadap makanan maupun minuman yang diproduksinya.

"Nantinya pihak Unusa bisa mengajukan auditor produk halal, sehingga Unusa bisa melakukan audit semua produk halal yang ada di Indonesia," ujarnya.

Guru Besar Universitas Brawijaya (UB) Malang ini mengungkapkan, Baru-baru ini, Unusa telah mendapatkan sertifikat halal bagi 10 produknya. 

Pada tahun 2020, Unusa sudah mengajukan sekitar 75 produk untuk mendapatkan lisensi produk halal. Produk tersebut merupakan produk pondok pesantren yang terwadahi dalam program One Pesatren One Product (OPOP).

"Dengan begitu, secara tidak langsung Unusa telah menjalankan tugasnya untuk membimbing masyarakat yang hendak mendapatkan sertifikasi halal dari BPJPH," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh mengatakan bahwa Unusa ingin membantu masyarakat dalam mendapatkan hak mereka untuk memperoleh lisensi produk halal. 

"Jadi dengan adanya Halal Canter Unusa ini, kami bisa memenuhi kewajiban pemerintah dan hak dari masyarakat itu sendiri," ucapnya.

Saat ini produk halal tengah masif di masyarakat Indonesia, terlebih secara internasional, karena di beberapa negara memiliki dan menerapkan destinasi berlabel halal sebagai tujuan wisatanya.

"Imbas masifnya lisensi halal secara global menjadikan produk halal mulai diterima di masyarakat luas," katanya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020