Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Jawa Timur, masih menelusuri dampak gempa bumi tektonik dengan kekuatan M=3.9, dengan episenter  di darat pada jarak 12 kilometer barat laut Kediri.

"Kalau melihat besarannya semoga tidak (parah). Kami berharap semoga aman," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kediri Adi Sutrisno di Kediri, Jumat.

Sementara itu, sejumlah warga sempat merasakan terjadi gempa bumi, namun tidak parah. Salah satunya, Ayu. Ia merasa tanah yang dipijaknya sempat bergoyang sebentar.

"Tadi sempat merasakan ada gempa bumi, tapi hanya sebentar," kata Ayu, warga Kabupaten Kediri.

Stasiun Geofisika Sleman Yogyakarta merilis terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan M=3.9. Gempa terjadi pada Jumat siang, pukul 14:55 WIB, di Kabupaten Kediri. Gempa bumi ini terletak pada koordinat 7.71 Lintang Selatan (LS) dan 111.98 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 kilometer Barat Laut Kediri, pada kedalaman 7 kilometer.

Kepala Stasiun Geofisika Sleman Yogyakarta Agus Riyanto dalam rilisnya juga mengatakan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar lokal.

"Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk dalam skala intensitas II - III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata dia.

Selain itu, juga terjadi gempa susulan, pada hari yang sama, yakni Jumat, pukul 15.20 WIB. Dari hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan besaran M=3.2.

Stasiun Geofisika Sleman Yogyakarta juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Masyarakat juga dianjurkan untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Pihaknya juga meminta agar masyarakat juga selalu memastikan bahwa informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi lewat jejaring sosial seperti Instagram, Twitter, hingga website resminya.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020