Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan tidak sering melakukan pemadaman listrik terutama di wilayah Kota Kediri, sehingga bisa lebih menggerakkan perekonomian di kota ini.
Wali Kota mengungkapkan rasio elektrifikasi di Kota Kediri ini sudah 100 persen. Hal ini sangat bagus dan mendukung pertumbuhan perekonomian di Kota Kediri.
"Namun, PLN jangan sering melakukan pemadaman listrik di Kota Kediri, karena kota ini merupakan kota yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan. Bila terjadi pemadaman listrik dapat mengakibatkan berhentinya aktivitas UMKM, sehingga perlu dipasok listrik dengan baik," katanya di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Lebih lanjut, Mas Abu, sapaan akrabnya juga meminta agar PLN dan Pemkot Kediri terus menjalin hubungan yang harmonis. Ketika terjadi aduan dari masyarakat terkait listrik, diharapkan secepatnya bisa ditangani sehingga dapat teratasi dengan baik.
Di Kediri, kata dia, terdapat aplikasi suara warga yang disingkat SURGA. Seluruh warga bisa mengajukan aduan di aplikasi tersebut dengan beragam masalah, seperti lampu jalan, listrik dan juga kabel listrik yang bergelantungan, karena membahayakan.
Dirinya mencontohkan dulu terdapat masyarakat yang memberiakn aduan tentang trafo PLN yang terlalu rendah di Taman Sekartaji, Kota Kediri. Aduan tersebut memunculkan kekhawatiran bila ada orang yang tersengat aliran listrik dan yang salah pasti pemerintah daerah.
"Saya mengingatkan kepada PLN Kediri agar tidak ada tiang yang 'nyetrum' (rawan mengaliri listrik) karena kepadatan penduduk di Kota Kediri sangat padat, beda dengan daerah-daerah sekitar Kota Kediri. Dulu pernah ada kejadian di Gang Setono, Kediri gara-gara anak hujan-hujan tidak tahu kenapa mungkin anak tersebut pegang tiang listrik langsung seketika meninggal, hal itu jangan sampai terjadi kembali," kata Wali Kota berharap.
Mas Abu juga berharap kontribusi PLN kepada Kota Kediri lebih banyak lagi. PLN telah memberikam CSR untuk membangun mushala di Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri, namun ke depan diharapkan lebih banyak lagi CRS yang diberikan untuk ikut mendorong pembangunan di kota ini.
"Alhamdulillah kami sekarang sudah punya hubungan yang sangat baik dengan PLN sehingga ke depan kami harap PLN akan memberikan CSR yang jauh lebih bagus. Lampu-lampu penerangan jalan yang memiliki daya besar agar diganti dengan lampu LED yang hemat energi sehingga listriknya bisa didistribusikan untuk para usaha-usaha yang membutuhkan," kata dia.
Sementara itu, General Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I, Djarot Hutabri EBS mengatakan PLN menilai di Kediri pertumbuhan listriknya di atas rata rata Jawa Timur yaitu di atas 5 persen secara area kerja PLN Jawa Timur.
Terdapat lebih dari 1,2 juta pelanggan di PLN area Kediri yang meliputi Kediri, Blitar dan Tulungagung. PLN juga akan terus mendukung, salah satunya di Kota Kediri karena pertumbuhan listrik dan jumlah pelanggan yang secara persentase paling besar.
"Mudah-mudahan ke depan mati lampu bisa kami tekan. Kami lebih andal dan disini juga ada GI tegangan ekstra tinggi di Kediri, jadi kami salurkan ke kota lain dalam hal ini Tulungagung dan Wlingi yang masih merupakan area Kediri. Kami akan terus dukung pemda terkait dengan pemenuhan kebutuhan listrik di Kota Kediri," kata Djarot.
Wali Kota Kediri menghadiri acara seremoni penyerahan mushala yang dibangun oleh CSR PLN di Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri.
Turut hadir dalam acara ini Asisten Perekomian dan Pembangunan Enny Endarjati, Kepala BPPKAD Kota Kediri Bagus Alit, Kabag Kesra Pemkot Kediri Ardi Handoko, Camat Pesantren Eko Lukmono, Kapolsek Pesantren Kompol Paidi Sadiarto, Lurah Singonegaran Nurul Hadi, jajaran Unit Induk Pembangunan (UIP) JBTB I dan Forum CSR Kediri dan beragam tamu undangan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wali Kota mengungkapkan rasio elektrifikasi di Kota Kediri ini sudah 100 persen. Hal ini sangat bagus dan mendukung pertumbuhan perekonomian di Kota Kediri.
"Namun, PLN jangan sering melakukan pemadaman listrik di Kota Kediri, karena kota ini merupakan kota yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan. Bila terjadi pemadaman listrik dapat mengakibatkan berhentinya aktivitas UMKM, sehingga perlu dipasok listrik dengan baik," katanya di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Lebih lanjut, Mas Abu, sapaan akrabnya juga meminta agar PLN dan Pemkot Kediri terus menjalin hubungan yang harmonis. Ketika terjadi aduan dari masyarakat terkait listrik, diharapkan secepatnya bisa ditangani sehingga dapat teratasi dengan baik.
Di Kediri, kata dia, terdapat aplikasi suara warga yang disingkat SURGA. Seluruh warga bisa mengajukan aduan di aplikasi tersebut dengan beragam masalah, seperti lampu jalan, listrik dan juga kabel listrik yang bergelantungan, karena membahayakan.
Dirinya mencontohkan dulu terdapat masyarakat yang memberiakn aduan tentang trafo PLN yang terlalu rendah di Taman Sekartaji, Kota Kediri. Aduan tersebut memunculkan kekhawatiran bila ada orang yang tersengat aliran listrik dan yang salah pasti pemerintah daerah.
"Saya mengingatkan kepada PLN Kediri agar tidak ada tiang yang 'nyetrum' (rawan mengaliri listrik) karena kepadatan penduduk di Kota Kediri sangat padat, beda dengan daerah-daerah sekitar Kota Kediri. Dulu pernah ada kejadian di Gang Setono, Kediri gara-gara anak hujan-hujan tidak tahu kenapa mungkin anak tersebut pegang tiang listrik langsung seketika meninggal, hal itu jangan sampai terjadi kembali," kata Wali Kota berharap.
Mas Abu juga berharap kontribusi PLN kepada Kota Kediri lebih banyak lagi. PLN telah memberikam CSR untuk membangun mushala di Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri, namun ke depan diharapkan lebih banyak lagi CRS yang diberikan untuk ikut mendorong pembangunan di kota ini.
"Alhamdulillah kami sekarang sudah punya hubungan yang sangat baik dengan PLN sehingga ke depan kami harap PLN akan memberikan CSR yang jauh lebih bagus. Lampu-lampu penerangan jalan yang memiliki daya besar agar diganti dengan lampu LED yang hemat energi sehingga listriknya bisa didistribusikan untuk para usaha-usaha yang membutuhkan," kata dia.
Sementara itu, General Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I, Djarot Hutabri EBS mengatakan PLN menilai di Kediri pertumbuhan listriknya di atas rata rata Jawa Timur yaitu di atas 5 persen secara area kerja PLN Jawa Timur.
Terdapat lebih dari 1,2 juta pelanggan di PLN area Kediri yang meliputi Kediri, Blitar dan Tulungagung. PLN juga akan terus mendukung, salah satunya di Kota Kediri karena pertumbuhan listrik dan jumlah pelanggan yang secara persentase paling besar.
"Mudah-mudahan ke depan mati lampu bisa kami tekan. Kami lebih andal dan disini juga ada GI tegangan ekstra tinggi di Kediri, jadi kami salurkan ke kota lain dalam hal ini Tulungagung dan Wlingi yang masih merupakan area Kediri. Kami akan terus dukung pemda terkait dengan pemenuhan kebutuhan listrik di Kota Kediri," kata Djarot.
Wali Kota Kediri menghadiri acara seremoni penyerahan mushala yang dibangun oleh CSR PLN di Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri.
Turut hadir dalam acara ini Asisten Perekomian dan Pembangunan Enny Endarjati, Kepala BPPKAD Kota Kediri Bagus Alit, Kabag Kesra Pemkot Kediri Ardi Handoko, Camat Pesantren Eko Lukmono, Kapolsek Pesantren Kompol Paidi Sadiarto, Lurah Singonegaran Nurul Hadi, jajaran Unit Induk Pembangunan (UIP) JBTB I dan Forum CSR Kediri dan beragam tamu undangan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020