Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh kepala daerah di wilayahnya meningkatkan kewaspadaan dan menyiagakan sistem pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi masuknya virus corona.
“Yang terpenting juga memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk tetap tenang, beraktivitas normal, namun tetap waspada bila mengalami gejala seperti demam, batuk dan sesak napas,” ujarnya ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Jumat.
Terutama, kata dia, jika gejala itu timbul pada warga yang baru saja bepergian ke wilayah terjangkit penyakit tersebut.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mengingatkan masyarakat tetap menjaga kesehatan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Sementara itu, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menegaskan di wilayahnya tak ditemukan indikasi masuknya penyakit pneumonia akibat virus corona itu.
Pihaknya juga melakukan pengawasan ketat dan pengendalian penyakit menyikapi adanya surat edaran dari Kementerian Kesehatan RI yang meminta seluruh rumah sakit umum dan daerah meningkatkan kewaspadaan.
Tak itu saja, Pemprov juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan guna meningkatkan kewaspadaan, khususnya pada pengawasan alat angkut, orang dan barang yang berasal dari Tiongkok.
“Caranya dengan mengaktifkan thermal scanner selama 7 hari 24 jam di terminal kedatangan internasional di Terminal 2 Juanda,” katanya.
Apabila ditemukan suhu di atas 38 derajat celcius, disertai demam, batuk, sesak dan gejala pneumonia akut (berat) lainnya maka akan dilakukan tindakan kekarantinaaan.
Karantina yang dimaksud, lanjut dia, yaitu penanganan sesuai SOP dan segera melakukan rujukan ke RSUD dr Soetomo serta dilakukan desinfeksi terhadap alat angkut (pesawat).
Hingga saat ini Dinkes Pemprov Jatim juga terus aktif memantau perkembangan kasus di dunia melalui website resmi: who.net/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports) dan infeksiemerging.kemenkes.go.id.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020