Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan Banyuwangi Festival 2020 di Jakarta, Rabu.
Dalam keterangan tertulis tang diterima ANTARA di Banyuwangi, Rabu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempertegas posisinya sebagai kota festival, yang dibuktikan dengan diluncurkannya 123 atraksi mulai seni-budaya, sport tourism hingga kuliner yang dibalut dalam Banyuwangi Festival 2020.
"Selamat untuk Banyuwangi, yang terus konsisten mengembangkan event-event wisata. Pariwisata Banyuwangi terus maju, salah satunya karena daerah ini konsisten menyajikan atraksi menarik yang bisa menarik wisatawan," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
Wishnutama menilai, Banyuwangi merupakan contoh daerah yang berhasil mengkolaborasikan pariwisata dengan ekonomi kreatif. Katanya, Banyuwangi membuktikan bahwa potensi alam yang didukung kreativitas warganya akan mampu memberikan dampak yang luar biasa.
"Banyuwangi adalah contoh bagaimana pariwisata menjdi langkah cepat untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Banyuwangi menggunakan strategi komprehensif dalam pengembangan pariwisata," kata Wishnutama.
Menteri Wishnutama menyampaikan bahwa selain kualitas atraksi wisata yang terus meningkat, yang menggembirakan dari Banyuwangi adalah antusiasme dan partisipasi masyarakat yang sangat luar biasa dalam mengembangkan pariwisata.
"Sehingga sektor ini benar-benar bisa mendorong pergerakan ekonomi setempat kabupaten setempat," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tercatat ada 30 atraksi baru dalam Banyuwangi Festival 2020.
"Banyak event yang benar-benar fresh untuk memberi pengalaman baru bagi wisatawan, sebagian di antaranya diinisiasi oleh warga Banyuwangi, sehingga pariwisata berbasis warga benar-benar terus kami dorong agar pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Banyuwangi bisa makin inklusif," kata Anas.
Atraksi baru dalam Banyuwangi festival tahun ini, lanjut dia, di antaranya atraksi kopi di sejumlah sentra penghasil kopi, kegiatan ini tak lagi berpusat di Desa Adat Kemiren seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Misalnya, perkebunan Kalibaru yang merupakan sentra kopi yang rutin mengekspor ribuan ton kopi ke Italia dan berbagai negara di Eropa. Akan ada atraksi minum kopi langsung di kebunnya," paparnya.
Azwar Anas mengaku senang mendengar Banyuwangi bikin bnayak event, karena selain mampu menarik wisatawan, kegiatan tahunan itu mampu membanggakan Banyuwangi.
"Festival kuliner kami perbanyak karena peminatnya tinggi, dan yang terpenting mampu mengangkat warung-warung rakyat dan usaha kuliner rumahan," kata Anas.
Menurut Bupati Anas, selain ajang festival kuliner resmi, di setiap ajang Banyuwangi Festival juga dihadirkan berbagai stan kuliner. Sektor kuliner dengan sendirinya menyatu ke atraksi tari, fesyen, sport tourism dan sebagainya.
Berkat pembangunan pariwisata, Banyuwangi berhasil menekan angka kemiskinan yang sebelumnya di atas dua digit persen, kini tinggal 7,52 persen, serta peningkatan pendapatan daerah juga melonjak 134 persen.
Produk domestik bruto juga mengalami kenaikan dari Rp32 triliun menjadi Rp78 triliun, sednagkan pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi naik dari sekitar Rp20.800.000 menjadi Rp48.800.000.
Banyuwangi Festival 2020 juga menghadirkan 15 festival kuliner, di antaranya Chocolate Food Festival, Muncar Food Festival, Bamboo Food Festival, Alaspurwo Food Festival, Cacalan Beach Food Festival, Marina Food Festival, Osing Food Festival, hingga Millennials Food Festival.
Selain itu, terdapat 15 ajang sport tourism, di antaranya Banyuwangi International Geopark Walk yang menyusuri pesona Taman Nasional Alas Purwo, World Surf League (WSL) di Pantai Plengkung yang merupakan ajang selancar paling bergengsi di dunia.
Dan tentunya International Tour de Banyuwangi Ijen yang telah menjadi ajang balap sepeda terbaik di Indonesia menurut Federasi Sepeda Dunia (UCI).
Sejumlah atraksi yang selama ini sukses menarik wisatawan juga kembali dihadirkan, seperti Jazz Pantai, Jazz Ijen dan Festival Gandrung Sewu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Dalam keterangan tertulis tang diterima ANTARA di Banyuwangi, Rabu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempertegas posisinya sebagai kota festival, yang dibuktikan dengan diluncurkannya 123 atraksi mulai seni-budaya, sport tourism hingga kuliner yang dibalut dalam Banyuwangi Festival 2020.
"Selamat untuk Banyuwangi, yang terus konsisten mengembangkan event-event wisata. Pariwisata Banyuwangi terus maju, salah satunya karena daerah ini konsisten menyajikan atraksi menarik yang bisa menarik wisatawan," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
Wishnutama menilai, Banyuwangi merupakan contoh daerah yang berhasil mengkolaborasikan pariwisata dengan ekonomi kreatif. Katanya, Banyuwangi membuktikan bahwa potensi alam yang didukung kreativitas warganya akan mampu memberikan dampak yang luar biasa.
"Banyuwangi adalah contoh bagaimana pariwisata menjdi langkah cepat untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Banyuwangi menggunakan strategi komprehensif dalam pengembangan pariwisata," kata Wishnutama.
Menteri Wishnutama menyampaikan bahwa selain kualitas atraksi wisata yang terus meningkat, yang menggembirakan dari Banyuwangi adalah antusiasme dan partisipasi masyarakat yang sangat luar biasa dalam mengembangkan pariwisata.
"Sehingga sektor ini benar-benar bisa mendorong pergerakan ekonomi setempat kabupaten setempat," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tercatat ada 30 atraksi baru dalam Banyuwangi Festival 2020.
"Banyak event yang benar-benar fresh untuk memberi pengalaman baru bagi wisatawan, sebagian di antaranya diinisiasi oleh warga Banyuwangi, sehingga pariwisata berbasis warga benar-benar terus kami dorong agar pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Banyuwangi bisa makin inklusif," kata Anas.
Atraksi baru dalam Banyuwangi festival tahun ini, lanjut dia, di antaranya atraksi kopi di sejumlah sentra penghasil kopi, kegiatan ini tak lagi berpusat di Desa Adat Kemiren seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Misalnya, perkebunan Kalibaru yang merupakan sentra kopi yang rutin mengekspor ribuan ton kopi ke Italia dan berbagai negara di Eropa. Akan ada atraksi minum kopi langsung di kebunnya," paparnya.
Azwar Anas mengaku senang mendengar Banyuwangi bikin bnayak event, karena selain mampu menarik wisatawan, kegiatan tahunan itu mampu membanggakan Banyuwangi.
"Festival kuliner kami perbanyak karena peminatnya tinggi, dan yang terpenting mampu mengangkat warung-warung rakyat dan usaha kuliner rumahan," kata Anas.
Menurut Bupati Anas, selain ajang festival kuliner resmi, di setiap ajang Banyuwangi Festival juga dihadirkan berbagai stan kuliner. Sektor kuliner dengan sendirinya menyatu ke atraksi tari, fesyen, sport tourism dan sebagainya.
Berkat pembangunan pariwisata, Banyuwangi berhasil menekan angka kemiskinan yang sebelumnya di atas dua digit persen, kini tinggal 7,52 persen, serta peningkatan pendapatan daerah juga melonjak 134 persen.
Produk domestik bruto juga mengalami kenaikan dari Rp32 triliun menjadi Rp78 triliun, sednagkan pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi naik dari sekitar Rp20.800.000 menjadi Rp48.800.000.
Banyuwangi Festival 2020 juga menghadirkan 15 festival kuliner, di antaranya Chocolate Food Festival, Muncar Food Festival, Bamboo Food Festival, Alaspurwo Food Festival, Cacalan Beach Food Festival, Marina Food Festival, Osing Food Festival, hingga Millennials Food Festival.
Selain itu, terdapat 15 ajang sport tourism, di antaranya Banyuwangi International Geopark Walk yang menyusuri pesona Taman Nasional Alas Purwo, World Surf League (WSL) di Pantai Plengkung yang merupakan ajang selancar paling bergengsi di dunia.
Dan tentunya International Tour de Banyuwangi Ijen yang telah menjadi ajang balap sepeda terbaik di Indonesia menurut Federasi Sepeda Dunia (UCI).
Sejumlah atraksi yang selama ini sukses menarik wisatawan juga kembali dihadirkan, seperti Jazz Pantai, Jazz Ijen dan Festival Gandrung Sewu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020