Jumlah korban yang mengalami keracunan makanan berupa masakan ikan tongkol saat merayakan malam tahun baru di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terus bertambah dari 119 orang menjadi 199 orang.
"Berdasarkan data yang masuk dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tercatat korban keracunan ikan tongkol bertambah yang tersebar di 26 puskesmas di Jember," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Dyah Kusworini di Jember, Rabu malam.
Menurutnya gejala yang dialami ratusan korban keracunan setelah makan ikan tongkol yakni gatal, mual, nyeri perut, pusing, muntah, lemas, gemetar, dan syok.
"Sebagian besar kondisi korban keracunan ikan tongkol di Jember berangsur-angsur membaik dan mereka diperbolehkan pulang ke rumahnya, namun untuk korban yang masih merasa pusing dan lemas masih menjalani rawat inap," tuturnya.
Baca juga: 119 orang keracunan ikan tongkol saat rayakan tahun baru di Jember
Ia menjelaskan, korban keracunan massal akibat mengonsumsi ikan tongkol yang tidak segar tersebut tercatat di Puskesmas Ajung sebanyak 23 kasus, Puskesmas Sukorambi (15), Puskemas Arjasa (9), Puskesmas Panti sebanyak (13), Puskesmas Tanggul (16), Puskesmas Kalisat sebanyak (11), dan Puskesmas Jenggawah (1).
Selanjutnya Puskesmas Nogosari ada lima kasus, Puskesmas Ambulu (16), Puskesmas Tempurejo (6), Puskesmas Balung (5), Puskesmas Sumbersari (10), Puskesmas Mumbulsari (6), Puskesmas Sumberbaru (1), Puskesmas Banjarsengon (3), Puskesmas Puger (5), Puskesmas Klatakan (1), Puskesmas Mangli (2), Puskesmas Gladak Pakem (5), Puskesmas Karangduren (3), Puskesmas Curahnongko (1).
"Selain itu, ada dua kasus keracunan ikan tongkol yang dirawat di Puskesmas Sabrang, Puskesmas Ledokombo empat kasus, Puskesmas Cakru 13 kasus, Puskesmas Kemuningsari kidul tiga kasus, dan Puskesmas Mayang 20 kasus, sehingga totalnya sebanyak 199 korban," katanya.
Dyah mengatakan, Dinkes Jember melakukan penanganan kasus, pengobatan pasien keracunan sampai sembuh, sehingga sebagian besar atau lebih dari 50 persen korban keracunan sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari dugaan penyebab keracunan dan sesuai tata laksana epidemiologi lapangan menyebutkan petugas harus mengamankan sisa makanan yang dimakan oleh korban keracunan tersebut dan sampel makanan itu akan diuji di laboratorium kesehatan daerah," ujarnya.
Sementara itu di media sosial, beberapa korban dan keluarganya menyampaikan keluhan pusing dan mual saat makan ikan tongkol yang dikonsumsi saat merayakan pergantian tahun dari 2019 ke 2020.
"Saya dan keluarga juga mengalami keracunan ikan tongkol itu, namun kondisi kesehatan kami sudah agak baik setelah minum air kelapa muda untuk menetralisir racun di dalam tubuh," kata Fitri Devanti dalam postingannya di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Berdasarkan data yang masuk dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tercatat korban keracunan ikan tongkol bertambah yang tersebar di 26 puskesmas di Jember," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Dyah Kusworini di Jember, Rabu malam.
Menurutnya gejala yang dialami ratusan korban keracunan setelah makan ikan tongkol yakni gatal, mual, nyeri perut, pusing, muntah, lemas, gemetar, dan syok.
"Sebagian besar kondisi korban keracunan ikan tongkol di Jember berangsur-angsur membaik dan mereka diperbolehkan pulang ke rumahnya, namun untuk korban yang masih merasa pusing dan lemas masih menjalani rawat inap," tuturnya.
Baca juga: 119 orang keracunan ikan tongkol saat rayakan tahun baru di Jember
Ia menjelaskan, korban keracunan massal akibat mengonsumsi ikan tongkol yang tidak segar tersebut tercatat di Puskesmas Ajung sebanyak 23 kasus, Puskesmas Sukorambi (15), Puskemas Arjasa (9), Puskesmas Panti sebanyak (13), Puskesmas Tanggul (16), Puskesmas Kalisat sebanyak (11), dan Puskesmas Jenggawah (1).
Selanjutnya Puskesmas Nogosari ada lima kasus, Puskesmas Ambulu (16), Puskesmas Tempurejo (6), Puskesmas Balung (5), Puskesmas Sumbersari (10), Puskesmas Mumbulsari (6), Puskesmas Sumberbaru (1), Puskesmas Banjarsengon (3), Puskesmas Puger (5), Puskesmas Klatakan (1), Puskesmas Mangli (2), Puskesmas Gladak Pakem (5), Puskesmas Karangduren (3), Puskesmas Curahnongko (1).
"Selain itu, ada dua kasus keracunan ikan tongkol yang dirawat di Puskesmas Sabrang, Puskesmas Ledokombo empat kasus, Puskesmas Cakru 13 kasus, Puskesmas Kemuningsari kidul tiga kasus, dan Puskesmas Mayang 20 kasus, sehingga totalnya sebanyak 199 korban," katanya.
Dyah mengatakan, Dinkes Jember melakukan penanganan kasus, pengobatan pasien keracunan sampai sembuh, sehingga sebagian besar atau lebih dari 50 persen korban keracunan sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari dugaan penyebab keracunan dan sesuai tata laksana epidemiologi lapangan menyebutkan petugas harus mengamankan sisa makanan yang dimakan oleh korban keracunan tersebut dan sampel makanan itu akan diuji di laboratorium kesehatan daerah," ujarnya.
Sementara itu di media sosial, beberapa korban dan keluarganya menyampaikan keluhan pusing dan mual saat makan ikan tongkol yang dikonsumsi saat merayakan pergantian tahun dari 2019 ke 2020.
"Saya dan keluarga juga mengalami keracunan ikan tongkol itu, namun kondisi kesehatan kami sudah agak baik setelah minum air kelapa muda untuk menetralisir racun di dalam tubuh," kata Fitri Devanti dalam postingannya di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020