Mahasiswi Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya Ellen Violetta, membuat inovasi kemasan beras kencur guna lebih mengenalkan minuman jamu ke generasi milenial.
Ellen ditemui di kampus setempat, Senin, mengatakan, sebagai minuman tradisional Indonesia, banyak orang mulai meninggalkan jamu.
"Menurut saya ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya faktor kemasan. Kemasan jamu yang ada saat ini memang kurang menarik secara visual sehingga mengurangi minat orang untuk mencoba atau membeli produk jamu tersebut," kata mahasiswi semester tujuh ini.
Ellen membuat kemasan jamu beras kencur dengan menggabungkan kesan modern dan tradisional.
Beras kencur dipilih karena memiliki banyak manfaat, selain itu beras kencur juga memiliki satu problem yaitu endapan di dasar botol yang merupakan sari beras kencur.
Endapan inilah, kata Ellen, yang bagi orang awam dan anak-anak muda yang belum pernah mencoba beras kencur, menganggap bubuk tersebut ampas.
"Padahal bubuk yang ada di dasar botol sebenarnya merupakan sari beras kencur yang bermanfaat, sehingga sebelum meminumnya harus di balik atau kocok terlebih dahulu agar mendapatkan menfaatnya," tuturnya.
Ellen mendesain tiga hal yaitu label botol, box dan sachet. Desain label pada botol, Ellen mencoba menggelitik rasa penasaran orang. Kemasan botolnya menggunakan botol kaca agar tidak menambah limbah plastik dan mudah di daur ulang kembali.
Jika kemasan botol berdiri normal maka terlihat wajah seorang ibu-ibu layaknya penjual jamu akan tetapi jika dibalik maka terlihat seperti wajah tuan putri.
"Jadi harapannya dapat mengundang rasa penasaran karena ingin melihat seperti apa wajahnya bila dibalik dan pada akhirnya sari tersebut turun ke bawah dan tercampur," ujar Ellen.
Sedangkan desain pada box dan sachet memiliki ilustrasi seperti di atas, yang mana gambar tersebut merupakan proses membuat jamu zaman dahulu. Ada proses menumbuk, memasak kemudian dituang dalam botol lalu di jual berkeliling dengan cara digendong.
Tak lupa Ellen menambahkan motif batik dalam kemasan jamu tersebut agar tetap mengingat bahwa minuman jamu ini merupakan bagian dari Indonesia dan tak melupakan bahwa zaman dahulu ibu-ibu menjual jamu dengan ciri khas menggunakan rok panjang batik.
Inovasi yang dibuat Ellen meraih juara 1 untuk kategori "Packaging Design" dalam kompetisi Ultigraph yang digelar oleh Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ellen ditemui di kampus setempat, Senin, mengatakan, sebagai minuman tradisional Indonesia, banyak orang mulai meninggalkan jamu.
"Menurut saya ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya faktor kemasan. Kemasan jamu yang ada saat ini memang kurang menarik secara visual sehingga mengurangi minat orang untuk mencoba atau membeli produk jamu tersebut," kata mahasiswi semester tujuh ini.
Ellen membuat kemasan jamu beras kencur dengan menggabungkan kesan modern dan tradisional.
Beras kencur dipilih karena memiliki banyak manfaat, selain itu beras kencur juga memiliki satu problem yaitu endapan di dasar botol yang merupakan sari beras kencur.
Endapan inilah, kata Ellen, yang bagi orang awam dan anak-anak muda yang belum pernah mencoba beras kencur, menganggap bubuk tersebut ampas.
"Padahal bubuk yang ada di dasar botol sebenarnya merupakan sari beras kencur yang bermanfaat, sehingga sebelum meminumnya harus di balik atau kocok terlebih dahulu agar mendapatkan menfaatnya," tuturnya.
Ellen mendesain tiga hal yaitu label botol, box dan sachet. Desain label pada botol, Ellen mencoba menggelitik rasa penasaran orang. Kemasan botolnya menggunakan botol kaca agar tidak menambah limbah plastik dan mudah di daur ulang kembali.
Jika kemasan botol berdiri normal maka terlihat wajah seorang ibu-ibu layaknya penjual jamu akan tetapi jika dibalik maka terlihat seperti wajah tuan putri.
"Jadi harapannya dapat mengundang rasa penasaran karena ingin melihat seperti apa wajahnya bila dibalik dan pada akhirnya sari tersebut turun ke bawah dan tercampur," ujar Ellen.
Sedangkan desain pada box dan sachet memiliki ilustrasi seperti di atas, yang mana gambar tersebut merupakan proses membuat jamu zaman dahulu. Ada proses menumbuk, memasak kemudian dituang dalam botol lalu di jual berkeliling dengan cara digendong.
Tak lupa Ellen menambahkan motif batik dalam kemasan jamu tersebut agar tetap mengingat bahwa minuman jamu ini merupakan bagian dari Indonesia dan tak melupakan bahwa zaman dahulu ibu-ibu menjual jamu dengan ciri khas menggunakan rok panjang batik.
Inovasi yang dibuat Ellen meraih juara 1 untuk kategori "Packaging Design" dalam kompetisi Ultigraph yang digelar oleh Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019