Seniman Jepang di balik komik mengenai perempuan Uighur yang viral, ingin menggunakan kekuatan sederhana dari pekerjaannya demi meningkatkan kesadaran akan "penderitaan sehari-sehari" yang dialami oleh sebagian besar minoritas muslim di China, katanya pada Reuters.
Dalam "What Has Happened to Me", komik itu telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa-- termasuk Mandarin, Uighur dan Inggris-- dan telah dibaca lebih dari 330.000 kali di dunia maya. Seniman Tomomi Shimizu telah mengangkat isu yang banyak dilihat negara Barat sebagai bukti dari pelanggaran HAM di Beijing.
Dalam panel bergambar hitam putih, Shimizu bercerita tentang kisah nyata Mihrigul Tursun, perempuan Uighur yang kini tinggal di AS dan mengatakan dia dipukuli dan ditahan di China karena dia seorang Uighur.
"Masalah Uighur banyak diketahui di antara orang-orang yang memperhatikan politik. Tapi ini tak banyak diketahui publik pada umumnya. Gap ini mengejutkan," ujar seniman berusia 50 tahun itu pada Reuters.
"Saya memutuskan untuk menggunakan manga demi tujuan ini karena saya percaya manga punya kekuatan untuk mengungkapkan hal-hal pada orang dengan cara yang mudah dimengerti."
Shimizu menggambar komik dari apa yang ia tonton dari vide testimoni Tursun. Dalam komik itu, Tursun ditahan oleh otoritas China walau tidak melakukan tindakan kriminal. Dia dipisahkan dari anak kembar tiganya yang baru berusia 45 hari dan disiksa dengan tongkat listrik.
Baca juga: Komik Raden Saleh diluncurkan di Frankfurt Book Fair 2019
Baca juga: Malaysia larang peredaran komik kontroversial
Dia dibebaskan bersyarat hanya untuk mengetahui bahwa salah satu dari kembar tiganya meninggal dalam tahanan pemerintah. Kemudian, dia dipenjara lagi, di ruangan yang begitu ramai sehingga tahanan harus bergiliran untuk berbaring.
Setelah detensi ketiga, dia bertanya mengapa harus melewati sekian banyak kesulitan. Seorang petugas mengatakan, "Ini karena kamu adalah Uighur".
"Ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan sekarang, orang yang melalui kesulitan ini setiap hari," ujar Shimizu.
Dia mengunggah "What Has Happened to Me" di akun Twitter pada 31 Agustus. Tak lama, pesan-pesan membanjiri dan unggahan itu di-retweet 8000 kali dalam beberapa jam.
"Tanpa diragukan lagi manga buatan Shimizu punya peran penting dalam membuat dunia tahu tentang isu Uighur," kata Ketua Asosiasi Uyghur Jepang Ilham Mahmut.
Baca juga: Film adaptasi novel dan komik yang tayang di Indonesia sepanjang 2019
Baca juga: Sirkulasi manga "Attack on Titan" di dunia capai angka 100 juta
Baca juga: "Joker" disebut sebagai film komik paling menguntungkan (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dalam "What Has Happened to Me", komik itu telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa-- termasuk Mandarin, Uighur dan Inggris-- dan telah dibaca lebih dari 330.000 kali di dunia maya. Seniman Tomomi Shimizu telah mengangkat isu yang banyak dilihat negara Barat sebagai bukti dari pelanggaran HAM di Beijing.
Dalam panel bergambar hitam putih, Shimizu bercerita tentang kisah nyata Mihrigul Tursun, perempuan Uighur yang kini tinggal di AS dan mengatakan dia dipukuli dan ditahan di China karena dia seorang Uighur.
"Masalah Uighur banyak diketahui di antara orang-orang yang memperhatikan politik. Tapi ini tak banyak diketahui publik pada umumnya. Gap ini mengejutkan," ujar seniman berusia 50 tahun itu pada Reuters.
"Saya memutuskan untuk menggunakan manga demi tujuan ini karena saya percaya manga punya kekuatan untuk mengungkapkan hal-hal pada orang dengan cara yang mudah dimengerti."
Shimizu menggambar komik dari apa yang ia tonton dari vide testimoni Tursun. Dalam komik itu, Tursun ditahan oleh otoritas China walau tidak melakukan tindakan kriminal. Dia dipisahkan dari anak kembar tiganya yang baru berusia 45 hari dan disiksa dengan tongkat listrik.
Baca juga: Komik Raden Saleh diluncurkan di Frankfurt Book Fair 2019
Baca juga: Malaysia larang peredaran komik kontroversial
Dia dibebaskan bersyarat hanya untuk mengetahui bahwa salah satu dari kembar tiganya meninggal dalam tahanan pemerintah. Kemudian, dia dipenjara lagi, di ruangan yang begitu ramai sehingga tahanan harus bergiliran untuk berbaring.
Setelah detensi ketiga, dia bertanya mengapa harus melewati sekian banyak kesulitan. Seorang petugas mengatakan, "Ini karena kamu adalah Uighur".
"Ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan sekarang, orang yang melalui kesulitan ini setiap hari," ujar Shimizu.
Dia mengunggah "What Has Happened to Me" di akun Twitter pada 31 Agustus. Tak lama, pesan-pesan membanjiri dan unggahan itu di-retweet 8000 kali dalam beberapa jam.
"Tanpa diragukan lagi manga buatan Shimizu punya peran penting dalam membuat dunia tahu tentang isu Uighur," kata Ketua Asosiasi Uyghur Jepang Ilham Mahmut.
Baca juga: Film adaptasi novel dan komik yang tayang di Indonesia sepanjang 2019
Baca juga: Sirkulasi manga "Attack on Titan" di dunia capai angka 100 juta
Baca juga: "Joker" disebut sebagai film komik paling menguntungkan (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019