Petugas gabungan Operasi Lilin Semeru 2019 dari Polres, Dinas Perhubungan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, merekomendasikan dua orang sopir bus agar beristirahat tidak mengemudi sementara karena diketahui hipertensi (tensi darah tinggi) dan gula darah tinggi saat dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Dari 17 sopir bus yang diperiksa kesehatannya, dua di antaranya hipertensi  (230 per 140) serta satu sopir lainnya gula darahnya tinggi. Oleh karena itu kami rekomendasikan beristirahat dan harus diganti sopir cadangannya," kata Kapolres Situbondo AKBP Awan Hariono usai meninjau pemeriksaan kesehatan pengemudi bus di Terminal Situbondo, Kamis.

Rekomendasi dua orang sopir bus agar tidak mengemudi dalam kondisi sakit itu, menurut ia, karena dapat mengganggu saat mengemudi dan dapat membahayakan penumpang serta pengguna jalan lainnya.

Kapolres Awan menjelaskan bahwa jika pengemudi bus yang diketahui gula darah tinggi dapat mengganggu penglihatan sopir (pandangan kabur) dan mudah mengantuk, sedangkan sopir yang hipertensi mudah pusing.

"Tentunya hal itu dapat membahayakan jika mengemudi dalam kondisi kesehatan sang sopir kurang bagus," katanya.

Kapolres Awan menegaskan, langka pemeriksaan kesehatan terhadap sopir bus dan angkutan umum lainnya itu, tidak lain guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang yang akan bepergian pada libur tahun baru tahun ini.

"Ini merupakan langkah kongkrit mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur pantura Situbondo. Selama Operasi Lilin Semeru 2019 alhamdulillah tidak ada peristiwa kecelakaan lalu lintas yang menonjol, dan pemeriksaan kesehatan dan pengecekan kelaikan angkutan umum akan terus dilakukan hingga pasca tahun baru 2020," paparnya.

Sementara itu, Koordinator UPT P3LLAJ Banyuwangi, Terminal Situbondo Haryono mengatakan sesuai rekomendasi dari kepolisian dan petugas kesehatan tersebut, pihaknya telah meminta kedua sopir bus diganti sopir cadangan.

"Yang bersangkutan dua sopir itu kami diganti sopir cadangannya, karena kondisi tensi  tinggi, dan ini membahayakan penumpang," ujarnya.

Dari pantauan, petugas tidak hanya memeriksa kesehatan pengemudi angkutan umum, namun kondisi fisik kendaraan juga dicek kalikannya, mulai dari fungsi rem, kelaikan ban dan lainnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019