Gamal Albinsaid menjanjikan subsidi iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kelas 3 jika masyarakat Kota Surabaya menghendaki dirinya jadi wali kota.
Mantan juru bicara pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandi pada Pemilihan Umum Presiden 2019, yang juga seorang dokter itu, mengaku prihatin menyaksikan banyak warga berbondong-bondong ke kantor BPJS Kesehatan untuk turun kelas.
"BPJS Kesehatan menaikkan iuran kelas 3 dari sebesar Rp25.500 menjadi Rp42 ribu di luar kemauan dan kemampuan masyarakat," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Merujuk hasil sebuah penelitian, Gamal menyebut kemampuan warga untuk membayar (ability to pay) iuran adalah Rp16.571, sedangkan kemauannya (willingness to pay) Rp12.485.
"Maka iuran BPJS Kesehatan kelas 3 sebesar Rp25.500 dan kenaikannya menjadi Rp42 ribu di atas kemampuan dan kemauan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, rakyat yang tidak miskin bukan berarti mampu membayar iuran BPJS Kesehatan, melainkan BPJS Kesehatan yang hadir untuk meringankan warga, iurannya mulai terasa membebani.
Bagi Gamal, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan bagian dari kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia.
"Sebagaimana layanan pendidikan wajib belajar yang gratis, maka kini kesehatan sebagai kebutuhan dasar warga sudah waktunya mendapatkan jaminan dari pemerintah," ucapnya.
Gamal mengaku telah berdiskusi dengan masyarakat, BPJS Kesehatan, Puskesmas, Dinas Kesehatan, serta melakukan survei di berbagai kota lain, serta melakukan simulasi APBD.
Dari hasil diskusinya itu dia berkomitmen untuk menghadirkan Program BPJS Kesehatan Kelas 3 Mandiri Dibayari di Kota Surabaya.
Gamal menjelaskan, dalam program ini, iuran BPJS Kesehatan yang dibayarkan tidak akan bergantung pada APBD.
"Kami akan berinovasi dan berkolaborasi melalui pembiayaan alternatif lain. Kami sudah melakukan simulasi APBD dan pembiayaan alternatif, ini sangat realistis untuk diimplementasikan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Mantan juru bicara pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandi pada Pemilihan Umum Presiden 2019, yang juga seorang dokter itu, mengaku prihatin menyaksikan banyak warga berbondong-bondong ke kantor BPJS Kesehatan untuk turun kelas.
"BPJS Kesehatan menaikkan iuran kelas 3 dari sebesar Rp25.500 menjadi Rp42 ribu di luar kemauan dan kemampuan masyarakat," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Merujuk hasil sebuah penelitian, Gamal menyebut kemampuan warga untuk membayar (ability to pay) iuran adalah Rp16.571, sedangkan kemauannya (willingness to pay) Rp12.485.
"Maka iuran BPJS Kesehatan kelas 3 sebesar Rp25.500 dan kenaikannya menjadi Rp42 ribu di atas kemampuan dan kemauan masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, rakyat yang tidak miskin bukan berarti mampu membayar iuran BPJS Kesehatan, melainkan BPJS Kesehatan yang hadir untuk meringankan warga, iurannya mulai terasa membebani.
Bagi Gamal, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan bagian dari kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia.
"Sebagaimana layanan pendidikan wajib belajar yang gratis, maka kini kesehatan sebagai kebutuhan dasar warga sudah waktunya mendapatkan jaminan dari pemerintah," ucapnya.
Gamal mengaku telah berdiskusi dengan masyarakat, BPJS Kesehatan, Puskesmas, Dinas Kesehatan, serta melakukan survei di berbagai kota lain, serta melakukan simulasi APBD.
Dari hasil diskusinya itu dia berkomitmen untuk menghadirkan Program BPJS Kesehatan Kelas 3 Mandiri Dibayari di Kota Surabaya.
Gamal menjelaskan, dalam program ini, iuran BPJS Kesehatan yang dibayarkan tidak akan bergantung pada APBD.
"Kami akan berinovasi dan berkolaborasi melalui pembiayaan alternatif lain. Kami sudah melakukan simulasi APBD dan pembiayaan alternatif, ini sangat realistis untuk diimplementasikan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019