Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, berbagi tips sukses menjadi sociopreneur dan menyemangati agar terus mengembangkan bisnis yang memiliki dampak bagi lingkungan sekitar kepada puluhan milenial dalam acara Nongkrongin Ilmu Bareng Milenial (#nongkibarmilenial) di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Sekitar 70 orang kaum milenial Banyuwangi tampak antusias mengikuti acara yang bertajuk #Nongkibarmilenial ini, dan mereka penasaran bagaimana Angkie yang seorang tuna rungu ini bisa menjadi seorang sociopreneur dan bahkan kini diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
"Saya itu tidak minder meski ada kekurangan. Meski saya tuna rungu, tapi saya memaksa untuk sekolah di jurusan komunikasi. Sepertinya aneh kan? Tapi saya berusaha mematahkan anggapan itu, ternyata saya bisa. Dan ilmu ini sangat bermanfaat bagi pengembangan diri saya saat menjadi seorang sociopreneur," kata Angkie saat menjadi narasumber dalam acara Nongkibarmilenial di Hotel Luminor, Banyuwangi.
Di hadapan para peserta, Angkie membagikan tips-tipsnya bisa sukses sebagai sociopreneur. Salah satunya membangun personal branding yang kuat. Angkie pun mencontohkan dirinya yang konsisten di bidang sociopreneur selama ini.
"Caranya dengan mengenali potensi dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Ini harus kita kembangkan lalu kita ‘pasarkan’. Contohnya saya membuat buku Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas yang bertutur tentang kisah saya yang seorang disabilitas, namun berusaha terus mencapai asanya," katanya.
Selanjutnya, tips yang disarankan Angkie adalah memanfaatkan dan memperluas jaringan. Menurut Angkie, relasi ini lebih penting dibanding hanya sekedar modal besar.
"Dan jangan lupa riset pasar. Analisa dulu pasarnya seperti apa. Misalnya, masyarakatnya bagaimana dan kemampuan finansialnya seperti apa," ujarnya.
Sociopreneur yang merupakan seorang enterpreneur yang melakukan bisnisnya dengan tujuan memberdayakan lingkungan, di mana usaha yang dijalankan berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang.
Angkie membuat Thisable enterprise, sebuah perusahaan yang memberdayakan kelompok disabilitas Indonesia agar memiliki kemampuan dan ketrampilan, dan menyalurkannya ke dunia kerja, terutama dalam industri ekonomi kreatif.
Sementara itu, Dani Azwar Anas yang membuka acara tersebut mengajak semua milenial untuk meneladani apa yang dilakukan oleh seorang Angkie. Katanya, apa yang dilakukan Angkie dengan pencapaiannya saat ini merupakan kisah yang sangat inspiratif.
"Mbak Angkie ini adalah contoh luar biasa bagi kita semua. Yang menurut kita adalah keterbatasan namun bagi Angkie justru menjadikan dia berkiprah lebih dan bahkan memotivasi dia membentuk Thisable Enterprise. Teladan yang wajib kita contoh," kata Dani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Sekitar 70 orang kaum milenial Banyuwangi tampak antusias mengikuti acara yang bertajuk #Nongkibarmilenial ini, dan mereka penasaran bagaimana Angkie yang seorang tuna rungu ini bisa menjadi seorang sociopreneur dan bahkan kini diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
"Saya itu tidak minder meski ada kekurangan. Meski saya tuna rungu, tapi saya memaksa untuk sekolah di jurusan komunikasi. Sepertinya aneh kan? Tapi saya berusaha mematahkan anggapan itu, ternyata saya bisa. Dan ilmu ini sangat bermanfaat bagi pengembangan diri saya saat menjadi seorang sociopreneur," kata Angkie saat menjadi narasumber dalam acara Nongkibarmilenial di Hotel Luminor, Banyuwangi.
Di hadapan para peserta, Angkie membagikan tips-tipsnya bisa sukses sebagai sociopreneur. Salah satunya membangun personal branding yang kuat. Angkie pun mencontohkan dirinya yang konsisten di bidang sociopreneur selama ini.
"Caranya dengan mengenali potensi dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Ini harus kita kembangkan lalu kita ‘pasarkan’. Contohnya saya membuat buku Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas yang bertutur tentang kisah saya yang seorang disabilitas, namun berusaha terus mencapai asanya," katanya.
Selanjutnya, tips yang disarankan Angkie adalah memanfaatkan dan memperluas jaringan. Menurut Angkie, relasi ini lebih penting dibanding hanya sekedar modal besar.
"Dan jangan lupa riset pasar. Analisa dulu pasarnya seperti apa. Misalnya, masyarakatnya bagaimana dan kemampuan finansialnya seperti apa," ujarnya.
Sociopreneur yang merupakan seorang enterpreneur yang melakukan bisnisnya dengan tujuan memberdayakan lingkungan, di mana usaha yang dijalankan berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang.
Angkie membuat Thisable enterprise, sebuah perusahaan yang memberdayakan kelompok disabilitas Indonesia agar memiliki kemampuan dan ketrampilan, dan menyalurkannya ke dunia kerja, terutama dalam industri ekonomi kreatif.
Sementara itu, Dani Azwar Anas yang membuka acara tersebut mengajak semua milenial untuk meneladani apa yang dilakukan oleh seorang Angkie. Katanya, apa yang dilakukan Angkie dengan pencapaiannya saat ini merupakan kisah yang sangat inspiratif.
"Mbak Angkie ini adalah contoh luar biasa bagi kita semua. Yang menurut kita adalah keterbatasan namun bagi Angkie justru menjadikan dia berkiprah lebih dan bahkan memotivasi dia membentuk Thisable Enterprise. Teladan yang wajib kita contoh," kata Dani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019