Fenomena hujan es terjadi di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis. Hujan es itu terjadi di Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno, sekira pukul 15.10 WIB.
Hujan es itu hanya berlangsung kurang lebih 5 menit dengan disertai angin kencang.
Video dari BPBd Jombang
Menurut Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Jombang, Gunadi, awalnya warga kaget karena suara keras hujan yang turun menerjang genting dan halaman rumah.
"Hanya satu lokasi, Desa Karanglo Jombang saja yang terjadi fenomena hujan es, dirasakan oleh warga di atap rumah terasa keras," jelas Gunadi saat dihubungi ANTARA.
Butiran-butiran hujan es di Jombang, kata Gunadi, berukuran kecil dan tidak sampai menimbulkan kerusakan.
"Tidak ada kerusakan akibat hujan es, karena ukurannya kecil ketika jatuh ke tanah sudah mencair," tambahnya.
Fenomena hujan es baru pertama kali terjadi di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. "Baru kali ini dilaporkan terjadi hujan es di Jombang," pungkas Gunadi.
Mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Hujan lebat atau es disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi (pancaroba), baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat. Berikut beberapa indikasinya:
1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (di atas 4.5 derajat celsius) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb ( lebih 60 persen).
3. Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
5. Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
6. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.
7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
8. Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Hujan es itu hanya berlangsung kurang lebih 5 menit dengan disertai angin kencang.
Video dari BPBd Jombang
Menurut Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Jombang, Gunadi, awalnya warga kaget karena suara keras hujan yang turun menerjang genting dan halaman rumah.
"Hanya satu lokasi, Desa Karanglo Jombang saja yang terjadi fenomena hujan es, dirasakan oleh warga di atap rumah terasa keras," jelas Gunadi saat dihubungi ANTARA.
Butiran-butiran hujan es di Jombang, kata Gunadi, berukuran kecil dan tidak sampai menimbulkan kerusakan.
"Tidak ada kerusakan akibat hujan es, karena ukurannya kecil ketika jatuh ke tanah sudah mencair," tambahnya.
Fenomena hujan es baru pertama kali terjadi di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. "Baru kali ini dilaporkan terjadi hujan es di Jombang," pungkas Gunadi.
Mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Hujan lebat atau es disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi (pancaroba), baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat. Berikut beberapa indikasinya:
1. Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
2. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (di atas 4.5 derajat celsius) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb ( lebih 60 persen).
3. Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
4. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
5. Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
6. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.
7. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
8. Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019