Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Dini Adityarini meminta orang tua waspada terhadap gejala pneumonia atau sering dikenal sebagai radang paru-paru, jika anak-anak menderita batuk pilek disertai demam yang berkepanjangan.
Dr Dini saat Talkshow dan Diseminasi Media tentang Imunisasi dan Pneumonia yang bertajuk "Imunisasi: Sebuah Investasi & Gaya Hidup Kekinian" di Surabaya, Sabtu, menjelaskan bahwa pneumonia merupakan penyakit akibat bakteri, virus, atau jamur yang menyerang organ paru-paru.
"Pasien akan mengalami kesulitan bernapas saat paru-paru penuh dengan nanah dan cairan," kata dia.
Dari data yang ada, sebanyak 81 persen kematian pada anak di bawah dua tahun disebabkan oleh pneumonia. Jumlah ini sekaligus menandakan bahwa pneumonia menjadi penyebab kematian terbanyak kedua pada anak setelah kelahiran prematur.
"Di Jatim juga nomor dua setelah bayi prematur. Padahal bisa dicegah dengan imunisasi, hanya saja imunisasinya tidak disubsidi pemerintah," katanya.
Imunisasi untuk pnemonia ini, dikatakan dr Dini, harus diberikan empat kali dan setiap vaksinnya seharga Rp700 ribu.
Selain imunisasi, peran pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada enam bulan pertama bayi juga sangat penting.
"ASI menjadi hal yang sangat penting dan utama untuk imunitas pada bayi sehat maupun sakit. Anggapan selama ini bayi sakit sulit akses ASI. Tapi, saat ini harus diberi ASI, termasuk bayi prematur," ucapnya.
Selain itu, pemberian imunisasi memerlukan peningkatan pengetahuan orang tua sehingga bisa mengatur keuangan agar anaknya bisa mendapat imunisasi secara tepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dr Dini saat Talkshow dan Diseminasi Media tentang Imunisasi dan Pneumonia yang bertajuk "Imunisasi: Sebuah Investasi & Gaya Hidup Kekinian" di Surabaya, Sabtu, menjelaskan bahwa pneumonia merupakan penyakit akibat bakteri, virus, atau jamur yang menyerang organ paru-paru.
"Pasien akan mengalami kesulitan bernapas saat paru-paru penuh dengan nanah dan cairan," kata dia.
Dari data yang ada, sebanyak 81 persen kematian pada anak di bawah dua tahun disebabkan oleh pneumonia. Jumlah ini sekaligus menandakan bahwa pneumonia menjadi penyebab kematian terbanyak kedua pada anak setelah kelahiran prematur.
"Di Jatim juga nomor dua setelah bayi prematur. Padahal bisa dicegah dengan imunisasi, hanya saja imunisasinya tidak disubsidi pemerintah," katanya.
Imunisasi untuk pnemonia ini, dikatakan dr Dini, harus diberikan empat kali dan setiap vaksinnya seharga Rp700 ribu.
Selain imunisasi, peran pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada enam bulan pertama bayi juga sangat penting.
"ASI menjadi hal yang sangat penting dan utama untuk imunitas pada bayi sehat maupun sakit. Anggapan selama ini bayi sakit sulit akses ASI. Tapi, saat ini harus diberi ASI, termasuk bayi prematur," ucapnya.
Selain itu, pemberian imunisasi memerlukan peningkatan pengetahuan orang tua sehingga bisa mengatur keuangan agar anaknya bisa mendapat imunisasi secara tepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019