Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) menggandeng Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) untuk saling berkolaborasi demi meningkatkan investasi nasional.

Para pengusaha yang tergabung dalam dua organisasi tersebut bertemu dalam forum dialog yang berlangsung di Surabaya, Senin malam.  

"Ada mata rantai yang tidak terpisahkan antara importir dan eksportir sehingga alangkah baiknya kalau GINSI dan GPEI selalu berkolaborasi demi meningkatkan investasi nasional," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat GINSI Anton Sihombing kepada wartawan usai forum dialog.

Dicontohkan, selama ini sekitar 75 persen komoditas yang diimpor adalah material atau bahan baku untuk keperluan ekspor. 

"Maka pertemuan malam hari ini adalah silaturahim yang erat antara pengusaha GINSI dan GPEI untuk mendukung program pemerintah," ucapnya.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat GPEI Toto Dirgantoro sepakat kolaborasi dengan GINSI diharapkan dapat semakin meningkatkan investasi nasional.

"Dalam waktu dekat yang akan kami lakukan bersama GINSI adalah duduk bersama menghadap pemerintah untuk menekan biaya atau cost yang terlalu tinggi di pelabuhan," ujarnya.

Menurut dia, biaya di pelabuhan Indonesia terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

"Jangankan dibandingkan dengan Malaysia, Singapura atau Thailand, dengan Vietnam saja cost di pelabuhan kita jauh lebih tinggi. Sekarang ekspor kita jauh tertinggal dengan Vietnam. Padahal negara ini dulu tidak pernah terlihat," katanya.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019