Sebanyak 21 keluarga di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dinyatakan graduasi mandiri atau keluar dari Program Keluarga Harapan (PKH) karena merasa sudah mentas secara ekonomi.

"Kami tentu senang dengan perkembangan ini, di mana warga penerima manfaat program PKH secara sukarela menyatakan telah bisa lepas dari status miskin dan hidup lebih mandiri," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Sabtu.

Dengan menyatakan keluar, lanjut dia, berarti 21 keluarga yang dulunya masuk dalam kategori miskin ini, sudah menganggap dirinya mampu atau tidak layak lagi menerima manfaat dari program tersebut.

Bupati Nur Arifin pun senang mendengar hal tersebut. Menurutnya, dengan ada yang menyatakan keluar berarti intervensi program kemiskinan terhadap penerima manfaat selama ini tidak hanya bersifat pasif saja melainkan ada upaya aktif untuk mengajak mereka keluar dari belenggu kemiskinan.

"Saya merasa terharu dan tersanjung mereka bisa bermental optimistis ke depan bahwasannya saya sudah tidak layak lagi menjadi penerima manfaat PKH," katanya.

Arifin menambahkan, beberapa dari mereka sudah punya usaha dan mendeklarasikan diri sebagai wisudawan yang menyatakan dirinya lolos dari kategori miskin.

Arifin menyatakan, Pemkab Trenggalek ingin  menciptakan lapangan pekerjaan dan wirausahawan, yang salah satunya dari perempuan.

"Kami punya program tersebut yang disinkronisasi dalam Rumah Perempuan," katanya.

Lanjut dia, ke depannya para pendamping bisa melakukan koordinasi terhadap hal-hal seperti ini.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinsos P3A Kabupaten Trenggalek Ratna Sulistyowati mengatakan, saat ini masyarakat kategori miskin yang mendapatkan program PKH di Trenggalek sebesar 32.683 jiwa.

Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 34.634 jiwa.

Kepala Dinas Sosial PPPA ini juga berharap angka ini bisa terus turun dan masyarakat semakin sejahtera. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019