Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan Pemerintah Malaysia tidak cukup meminta maaf lewat media sosial twitter terkait insiden penganiayaan suporter Indonesia saat laga kualifikasi Piala Dunia 2020 antar kedua tim nasional tersebut. 

Di sela kegiatan menyaksikan pertunjukan wayang kulit di Surabaya, Minggu dini hari, Menpora mengaku telah mengetahui permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia yang dilontarkan lewat media sosial pascainsiden penganiayaan suporter Indonesia yang terjadi di Kuala Lumpur pada 19 November lalu.

"Pemerintah Malaysia harus meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Indonesia," katanya.

Baca juga: Indonesia desak Malaysia minta maaf soal insiden pemukulan suporter

Terlebih, lanjut dia, pascainsiden penganiayaan tersebut, Kemenpora telah melayangkan surat secara resmi kepada Pemerintah Malaysia agar mengusut tuntas peristiwa ini, serta menuntut penyelesaian secara hukum terhadap pelaku penganiayaan dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Jadi, karena kami sudah mengirim surat secara resmi, maka semestinya Pemerintah Malaysia juga harus menyampaikan permintaan maaf secara resmi pula," ujarnya.

Baca juga: La Grande Indonesia sebut suporter Malaysia menyerang sampai hotel

Menpora Zainudin mencontohkan insiden penganiayaan terhadap suporter Malaysia juga pernah terjadi saat kedua tim nasional tersebut berlaga di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

"Saat itu, pemerintah Indonesia langsung meminta maaf secara resmi. Bahkan, Menpora kita yang ketika itu dijabat Pak Imam Nahrowi datang langsung ke Kemenpora Malaysia untuk menyampaikan permintaan maaf," katanya.

Baca juga: PDRM : WNI dirampok viral di video, tak terkait sepak bola

Semestinya, Menpora Zainudin menandaskan, pemerintah Malaysia juga bisa berlaku bijak untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi seperti yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia.

"Kalau meminta maaf secara resmi nanti pasti kami maafkan kok. Asalkan juga ada kepastian bahwa pelaku penganiayaannya telah diproses secara hukum," tuturnya. 
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019