Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melepas ekspor raya hasil perikanan tahun 2019 dari Pelabuhan Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
"Kegiatan ekspor raya hasil perikanan hari ini diberangkatkan serentak dengan tujuan 43 negara melalui sembilan pelabuhan di Indonesia," katanya kepada wartawan di sela kegiatan pelepasan ekspor.
Pengiriman ekspor raya di antaranya diberangkatkan melalui enam pelabuhan di wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Selain dari Terminal Teluk Lamong Surabaya, juga diberangkatkan melalui Pelabuhan Terminal Petikemas Surabaya; Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah; Pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan; serta Pelabuhan Denpasar, Bali; dan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Edhy menjelaskan, volume komoditas perikanan yang diekspor mencapai 20.151 ton. Dari jumlah itu, sekitar 34,7 persen di antaranya merupakan hasil budi daya dan 65,3 persen hasil tangkap.
"Total nilai ekspor 137,6 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,79 triliun (nilai kurs Rp14 ribu per dolar)," ujarnya.
Jenis komoditas yang diekspor meliputi rumput laut, tuna, tongkol, cakalang, rajungan, cumi, ikan terbang, surimi, kerang, kepiting, bawal, sidat, bekicot, paha kodok, kakap, kerapu, nila, dan udang.
"Hasil perikanan tersebut berasal dari 238 Unit Pengolahan Ikan, yang pengirimannya dikemas dalam 1.004 unit kontainer," ucapnya.
Menteri Edhy berharap kegiatan ekspor raya hasil perikanan yang digelar serentak hari ini bisa menjadi momentum bagi kebangkitan industrialisasi sektor kelautan dan perikanan, serta memperkuat sinergi dengan berbagai pihak.
Dia menandaskan, proses perizinan ekspor selama ini tidak hanya dikeluarkan Kementerian Perikanan dan Kelautan. Ada beberapa instansi lain yang juga berwenang, seperti Kementerian Keuangan, Perhubungan dan bahkan pihak pengelola pelabuhan.
"Ke depan kami akan lebih bersinergi dengan berbagai instansi tersebut untuk semakin mempermudah proses perizinan yang dirasa menghambat atau mempersulit pengiriman ekspor agar waktu pengurusannya lebih singkat lagi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kegiatan ekspor raya hasil perikanan hari ini diberangkatkan serentak dengan tujuan 43 negara melalui sembilan pelabuhan di Indonesia," katanya kepada wartawan di sela kegiatan pelepasan ekspor.
Pengiriman ekspor raya di antaranya diberangkatkan melalui enam pelabuhan di wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Selain dari Terminal Teluk Lamong Surabaya, juga diberangkatkan melalui Pelabuhan Terminal Petikemas Surabaya; Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah; Pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan; serta Pelabuhan Denpasar, Bali; dan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Edhy menjelaskan, volume komoditas perikanan yang diekspor mencapai 20.151 ton. Dari jumlah itu, sekitar 34,7 persen di antaranya merupakan hasil budi daya dan 65,3 persen hasil tangkap.
"Total nilai ekspor 137,6 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,79 triliun (nilai kurs Rp14 ribu per dolar)," ujarnya.
Jenis komoditas yang diekspor meliputi rumput laut, tuna, tongkol, cakalang, rajungan, cumi, ikan terbang, surimi, kerang, kepiting, bawal, sidat, bekicot, paha kodok, kakap, kerapu, nila, dan udang.
"Hasil perikanan tersebut berasal dari 238 Unit Pengolahan Ikan, yang pengirimannya dikemas dalam 1.004 unit kontainer," ucapnya.
Menteri Edhy berharap kegiatan ekspor raya hasil perikanan yang digelar serentak hari ini bisa menjadi momentum bagi kebangkitan industrialisasi sektor kelautan dan perikanan, serta memperkuat sinergi dengan berbagai pihak.
Dia menandaskan, proses perizinan ekspor selama ini tidak hanya dikeluarkan Kementerian Perikanan dan Kelautan. Ada beberapa instansi lain yang juga berwenang, seperti Kementerian Keuangan, Perhubungan dan bahkan pihak pengelola pelabuhan.
"Ke depan kami akan lebih bersinergi dengan berbagai instansi tersebut untuk semakin mempermudah proses perizinan yang dirasa menghambat atau mempersulit pengiriman ekspor agar waktu pengurusannya lebih singkat lagi," ujarnya.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019