Komisi II DPRD Sampang meminta agar kontraktor pelaksana proyek pembangunan pasar tradisional di wilayah itu menjaga kualitas, sehingga bangunan tidak cepat rusak dan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang Alan Kaisan di Sampang, Kamis, banyaknya proyek pembangunan di Kabupaten Sampang yang cepat rusak, akibat pola pembangunannya tidak memerhatikan kualitas.
"Ini penting kami sampaikan, karena pasar tradisional untuk rakyat kecil, yakni rakyat perdesaan yang ada di Kabupaten Sampang ini," kata Alan.
Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, beberapa kasus pembangunan proyek di Kabupaten Sampang yang pengerjaannya asal-asal adalah sejumlah ruang kelas baru. Salah satunya pembangunan ruang kelas baru SMP Negeri 2 Ketapang Sampang.
Saat ini, gedung sekolah itu telah ambruk hanya dalam hitungan hari setelah pembangunan selesai, bahkan pelaksana proyek kini telah diproses hukum, karena diketahui mengerjakan proyek tidak sesuai dengan spesifikasi teknis (spek) yang telah ditetapkan.
"Dan kami sebagai wakil rakyat, tentu tidak ingin hal serupa terulang lagi. Sebab, selain merugikan pihak rekanan pelaksana proyek itu sendiri, juga warga, karena bangunannya tidak bisa ditempati," katanya.
Politikus muda mantan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unira Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, pasar tradisional yang kini mendapatkan kucuran dana dari pemerintah adalah Pasar Tradisional Sentol di Kecamatan Kedungdung, Sampang.
Alan menjelaskan, saat ini pembangunan revitalisasi Pasar Sentol oleh CV Makmur sedang berlangsung, dengan jumlah anggaran sebesar Rp1,6 miliar dari dana APBN tahun 2019.
Kemajuan pembangunan pasar ini sudah mencapai 51 persen dengan kontrak kontrak kerja sejak 19 Juli sampai 19 Desember 2019 atau tersisa satu bulan lagi.
"Pelaksanaan harus dikebut, tapi harus menjaga nilai dan kualitas bahan, karena idealnya sekarang sudah 75 persen," kata Alan.
Sementara Kabid Pengelolaan Pasar Disperindag Sampang Sapta Nuris Ramlan berjanji, selaku penanggung jawab program, pihaknya akan memperhatikan semua saran dan usulan legislatif.
"Yang jelas, soal kualitas pasti akan kami perhatikan, karena memang itu yang menjadi perhatian Bupati Sampang. Bupati tidak ingin kasus serupa pembangunan ruang kelas baru di SMP Negeri Ketapang 2 kembali terjadi," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang Alan Kaisan di Sampang, Kamis, banyaknya proyek pembangunan di Kabupaten Sampang yang cepat rusak, akibat pola pembangunannya tidak memerhatikan kualitas.
"Ini penting kami sampaikan, karena pasar tradisional untuk rakyat kecil, yakni rakyat perdesaan yang ada di Kabupaten Sampang ini," kata Alan.
Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, beberapa kasus pembangunan proyek di Kabupaten Sampang yang pengerjaannya asal-asal adalah sejumlah ruang kelas baru. Salah satunya pembangunan ruang kelas baru SMP Negeri 2 Ketapang Sampang.
Saat ini, gedung sekolah itu telah ambruk hanya dalam hitungan hari setelah pembangunan selesai, bahkan pelaksana proyek kini telah diproses hukum, karena diketahui mengerjakan proyek tidak sesuai dengan spesifikasi teknis (spek) yang telah ditetapkan.
"Dan kami sebagai wakil rakyat, tentu tidak ingin hal serupa terulang lagi. Sebab, selain merugikan pihak rekanan pelaksana proyek itu sendiri, juga warga, karena bangunannya tidak bisa ditempati," katanya.
Politikus muda mantan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unira Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, pasar tradisional yang kini mendapatkan kucuran dana dari pemerintah adalah Pasar Tradisional Sentol di Kecamatan Kedungdung, Sampang.
Alan menjelaskan, saat ini pembangunan revitalisasi Pasar Sentol oleh CV Makmur sedang berlangsung, dengan jumlah anggaran sebesar Rp1,6 miliar dari dana APBN tahun 2019.
Kemajuan pembangunan pasar ini sudah mencapai 51 persen dengan kontrak kontrak kerja sejak 19 Juli sampai 19 Desember 2019 atau tersisa satu bulan lagi.
"Pelaksanaan harus dikebut, tapi harus menjaga nilai dan kualitas bahan, karena idealnya sekarang sudah 75 persen," kata Alan.
Sementara Kabid Pengelolaan Pasar Disperindag Sampang Sapta Nuris Ramlan berjanji, selaku penanggung jawab program, pihaknya akan memperhatikan semua saran dan usulan legislatif.
"Yang jelas, soal kualitas pasti akan kami perhatikan, karena memang itu yang menjadi perhatian Bupati Sampang. Bupati tidak ingin kasus serupa pembangunan ruang kelas baru di SMP Negeri Ketapang 2 kembali terjadi," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019