Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaksimalkan Sekolah Lapang Gempa (SLG) untuk memberikan informasi dan meningkatkan wawasan masyarakat terkait gempa bumi serta sebagai bentuk mitigasi guna menghalau penyebaran hoaks.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat terkait gempa bumi dan tsunami," kata Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, melalui UPT dan kantor BMKG di daerah, kegiatan mitigasi tersebut terus digencarkan, termasuk juga kegiatan BMKG Goes to School untuk memberikan pemahaman kepada para pelajar.
SLG bertujuan menguatkan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemangku kepentingan di daerah agar memahami informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, sehingga dapat memberikan arahan yang tepat kepada masyarakat ketika bencana tersebut terjadi.
SLG menargetkan BPBD, masyarakat, sekolah-sekolah, aparat, dan media di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami sebagai pesertanya dengan harapan bisa meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka terkait potensi gempa bumi dan tsunami di wilayahnya.
Terkait berbagai isu gempa dan tsunami yang masih kerap muncul di masyarakat setelah terjadi gempa kuat sehingga menimbulkan kepanikan, Daryono mengatakan, masyarakat jangan percaya dengan prediksi atau ramalan gempa karena gempa bumi belum dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi serta kekuatannya.
"Jika ada yang memprediksi maka itu berita bohong," ujar dia.
SLG telah dimulai sejak 2015 di 10 kabupaten dan kota kemudian meningkat menjadi 23 kabupaten/kota pada 2016, satu kota pada 2017, dan di dua kota pada 2018.
Tahun ini SLG dilaksanakan antara lain di Nias, Sorong, Mamuju, Gorontalo, Wakatobi, Saumlaki, Jayapura, Lampung, Tapaktuan, Jawa Timur dan sejumlah daerah lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019