Bupati Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, Citra Duani berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, untuk belajar dalam pengelolaan percepatan desa serta keberhasilan pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Studi banding ke Banyuwangi, Bupati Kayong Utara ini juga didampingi Kapolres Kayong Utara AKBP Asep Irpan Rosadi, dan rombongan dari Kabupaten Kayong Utara ini, ditemui langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Lounge Pelayanan Publik.

"Terus terang kami sangat penasaran sekali bagaimana Banyuwangi membangun daerah hingga seperti sekarang ini. Kedatangan kami ini untuk menimba ilmu dan berbagi pengalaman terutama untuk pengelolaan percepatan desa. Kebetulan ada ratusan kepala desa kami yang sedang mengikuti kegiatan Kemendagri di Banyuwangi. Kami ingin sekalian menimba ilmu disini," kata Bupati Citra.

Ia juga mengaku kagum, dengan keberhasilan pariwisata di Banyuwangi yang dinilainya maju sangat pesat.

"Sebagai daerah yang sama, kami juga ingin memajukan pariwisata seperti di Banyuwangi. Sepertinya kalau hanya sebentar di Banyuwangi masih kurang. Harus lebih ini (harus berlama-lama di Banyuwangi)," kata Bupati Citra.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tampak ramah menyambut kedatangan Bupati Kayong Utara.

"Kami senang jika yang telah dikerjakan oleh Banyuwangi bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Sekarang bukan zamannya lagi berkompetisi. Daerah harus saling bersinergi agar bisa maju bersama. Kami selalu menjalin sinergitas dengan pimpinan daerah lain, jadi prestasinya bisa beriringan," ujar Anas.

Ia mengatakan, banyaknya daerah lain yang datang ke Banyuwangi, bukan berarti Banyuwangi lebih unggul. Kata Anas, sebenarnya daerah-daerah yang berkunjung ke Banyuwangi sendiri sudah hebat.

"Namun demikian, kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya. Di sini ini kita akan saling belajar, apa yang baik dari Banyuwangi silahkan diambil dan kami pun akan terus belajar apa yang lebih unggul di daerah lain," tuturnya.

Untuk menjawab tantangan pengelolaan keuangan desa yang mendapatkan dana besar dari APBN dan APBD, lanjut Anas, Banyuwangi mengembangkan e-village budgeting dan e-monitoring system. Mulai perencanaan hingga pelaporan di tingkat desa terintegrasi dalam sebuah sistem.

"Misalnya setiap proyek terpantau di sistem lengkap dengan titik koordinatnya. Jadi bisa meminimalisasi proyek ganda, sekaligus memberi rasa aman kepada perangkat desa, mengingat tanggung jawabnya semakin besar karena dana yang mengalir ke desa juga terus bertambah," paparnya.

Mengenai pengelolaan percepatan desa, menurut Bupati Anas, Banyuwangi ada Smart Kampung, dan program tersebut merupakan inovasi yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI).

Untuk mempercepat pelayanan di tingkat desa, Bupati Anas telah mendelegasikan kewenangannya ke desa, seperti pembenahan rumah tidak layak huni.

"Dulu itu harus bupati yang tanda tangani suratnya, sehingga rentangnya panjang. Sekarang cukup di tingkat desa," kata Bupati Banyuwangi dua periode itu.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019