Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat memperbaiki tanggul Kali Lamong yang jebol khususnya di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Jatim, guna mengantisipasi banjir saat musim hujan.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono di Surabaya, Kamis mengatakan revitalisasi tanggul Kali Lamong sebenarnya kewenangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyusul keberadaannya berada di antara Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.
"Namun karena tanggul Kali Lamongan juga masuk ke wilayah Surabaya, maka Pemkot Surabaya harus ikut membenahi tanggul-tanggul Kali Lamong yang jebol," katanya.
Menurut dia, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah melakukan revitalisasi Kali Lamong secara bertahap. Hanya saja, kata dia, Pemkot Surabaya tidak hanya memikirkan persoalan Kali Lamong saja, melainkan banyak kawasan lain yang juga membutuhkan perhatian.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap Pemkot Surabaya bersama-sama Pemprov Jatim memperbaiki tanggul Kali Lamong yang jebol di wilayah Surabaya Barat.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan selama ini kontribusi Pemprov Jatim soal revitalisasi tanggul Kali Lamong kecil jika dibandingkan dengan apa yang sudah dikerjakan oleh Pemkot Surabaya.
Ia mencontohkan Pemkot Surabaya menggelontorkan dana Rp100 miliar untuk revitalisasi tanggul Kali Lamong, sementara Pemprov Jatim paling hanya 1 persennya, atau cuma sekitar Rp1 miliar.
"Disparitasnya sangat jauh sekali, dan faktanya Pemkot Surabaya lebih banyak melakulan revitalisasi tanggul Kali Lamong," katanya.
Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi sebelumnya mengatakan pihaknya sudah membangun tanggul di Kali Lamong sejak tiga tahun lalu.
"Tapi, tanggul itu jebol sehingga terjadi banjir di Tambakdono," katanya.
Syamsul mengatakan panjang tanggul Kali Lamong yang dibuat sekitar 8,5 kilometer. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 kilometer, dengan ketinggian 3 meter. Sesuai arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kata dia, ketinggian tersebut akan ditambah 1 meter sehingga nantinya diperkirakan ketinggian mencapai 4 meter.
"Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pakai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono di Surabaya, Kamis mengatakan revitalisasi tanggul Kali Lamong sebenarnya kewenangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyusul keberadaannya berada di antara Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.
"Namun karena tanggul Kali Lamongan juga masuk ke wilayah Surabaya, maka Pemkot Surabaya harus ikut membenahi tanggul-tanggul Kali Lamong yang jebol," katanya.
Menurut dia, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah melakukan revitalisasi Kali Lamong secara bertahap. Hanya saja, kata dia, Pemkot Surabaya tidak hanya memikirkan persoalan Kali Lamong saja, melainkan banyak kawasan lain yang juga membutuhkan perhatian.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap Pemkot Surabaya bersama-sama Pemprov Jatim memperbaiki tanggul Kali Lamong yang jebol di wilayah Surabaya Barat.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan selama ini kontribusi Pemprov Jatim soal revitalisasi tanggul Kali Lamong kecil jika dibandingkan dengan apa yang sudah dikerjakan oleh Pemkot Surabaya.
Ia mencontohkan Pemkot Surabaya menggelontorkan dana Rp100 miliar untuk revitalisasi tanggul Kali Lamong, sementara Pemprov Jatim paling hanya 1 persennya, atau cuma sekitar Rp1 miliar.
"Disparitasnya sangat jauh sekali, dan faktanya Pemkot Surabaya lebih banyak melakulan revitalisasi tanggul Kali Lamong," katanya.
Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi sebelumnya mengatakan pihaknya sudah membangun tanggul di Kali Lamong sejak tiga tahun lalu.
"Tapi, tanggul itu jebol sehingga terjadi banjir di Tambakdono," katanya.
Syamsul mengatakan panjang tanggul Kali Lamong yang dibuat sekitar 8,5 kilometer. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 kilometer, dengan ketinggian 3 meter. Sesuai arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kata dia, ketinggian tersebut akan ditambah 1 meter sehingga nantinya diperkirakan ketinggian mencapai 4 meter.
"Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pakai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019