Pemerintah Kota Madiun mulai menerapkan kartu elektronik angkutan sekolah gratis bagi siswa yang telah terdaftar sebagai wujud penerapan kota pintar (smart city) dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan kartu tersebut dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) setempat bagi peserta program angkutan sekolah gratis. Dengan kartu itu orang tua dapat turut memantau posisi sang anak melalui telepon pintar atau smartphone masing-masing.
"Melalui kartu ini, orang tua bisa memantau posisi anak-anaknya ada dimana di waktu sekolah. Mulai naik bus jam berapa, turun di mana, dan lainnya bisa dipantau. Jadi yang biasa pamit tapi tidak sampai sekolah bisa ketahuan," ujar Wali Kota Maidi kepada wartawan, Rabu.
Menurut dia, kartu tersebut diterbitkan sesuai nomor induk kependudukan (NIK) orang tua. Kartu itu wajib dibawa siswa untuk naik bus sekolah. Pelajar wajib menempelkan kartu tersebut pada alat di dalam bus saat naik dan turun.
Alat tersebut akan memberikan pemberitahuan kepada orang tua melalui aplikasi Dishub Smart Service yang sudah bisa diunduh oleh orang tua. Pemberitahuan yang didapat juga cukup lengkap. Mulai waktu naik dan turun dari bus, nomor bus atau angkutan, hingga rute yang dilewati.
"Artinya, orang tua tidak perlu was-was. Anaknya sudah sampai sekolah atau malah bolos. Semua bisa dilihat dalam aplikasi itu. Kalau orang tua sudah tidak lagi was-was, maka satu kesejahteraan batin sudah terpenuhi," kata dia.
Ke depan, pelajar juga wajib menempelkan kartu sejenis di dalam kelas melalui aplikasi khusus untuk guru. Kartu cukup ditempel melalui telepon pintar guru dan langsung memberikan pemberitahuan kepada orang tua. Aplikasi tersebut juga dapat menjadi penghubung orang tua dan guru.
Wali Kota berharap aplikasi tidak hanya untuk pelaksanaan angkutan bus sekolah. Namun, bisa digunakan untuk memantau kepribadian anak oleh guru ke orang tua.
Data Dinas Perhubungan setempat mencatat, jumlah siswa yang terdaftar mengikuti program angkutan sekolah gratis dan kartu elektroniknya mencapai 320 orang. Ratusan siswa tersebut terakomodasi dengan tiga bus sekolah dan belasan angkutan sekolah yang disediakan oleh Pemkot Madiun.
Program tersebut akan ditingkatkan sebab, peminatnya terus bertambah. Hingga saat ini terdapat 752 siswa yang telah terdaftar dalam program angkutan sekolah gratis. Namun karena keterbatasan armada, baru setengahnya saja yang terlayani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan kartu tersebut dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) setempat bagi peserta program angkutan sekolah gratis. Dengan kartu itu orang tua dapat turut memantau posisi sang anak melalui telepon pintar atau smartphone masing-masing.
"Melalui kartu ini, orang tua bisa memantau posisi anak-anaknya ada dimana di waktu sekolah. Mulai naik bus jam berapa, turun di mana, dan lainnya bisa dipantau. Jadi yang biasa pamit tapi tidak sampai sekolah bisa ketahuan," ujar Wali Kota Maidi kepada wartawan, Rabu.
Menurut dia, kartu tersebut diterbitkan sesuai nomor induk kependudukan (NIK) orang tua. Kartu itu wajib dibawa siswa untuk naik bus sekolah. Pelajar wajib menempelkan kartu tersebut pada alat di dalam bus saat naik dan turun.
Alat tersebut akan memberikan pemberitahuan kepada orang tua melalui aplikasi Dishub Smart Service yang sudah bisa diunduh oleh orang tua. Pemberitahuan yang didapat juga cukup lengkap. Mulai waktu naik dan turun dari bus, nomor bus atau angkutan, hingga rute yang dilewati.
"Artinya, orang tua tidak perlu was-was. Anaknya sudah sampai sekolah atau malah bolos. Semua bisa dilihat dalam aplikasi itu. Kalau orang tua sudah tidak lagi was-was, maka satu kesejahteraan batin sudah terpenuhi," kata dia.
Ke depan, pelajar juga wajib menempelkan kartu sejenis di dalam kelas melalui aplikasi khusus untuk guru. Kartu cukup ditempel melalui telepon pintar guru dan langsung memberikan pemberitahuan kepada orang tua. Aplikasi tersebut juga dapat menjadi penghubung orang tua dan guru.
Wali Kota berharap aplikasi tidak hanya untuk pelaksanaan angkutan bus sekolah. Namun, bisa digunakan untuk memantau kepribadian anak oleh guru ke orang tua.
Data Dinas Perhubungan setempat mencatat, jumlah siswa yang terdaftar mengikuti program angkutan sekolah gratis dan kartu elektroniknya mencapai 320 orang. Ratusan siswa tersebut terakomodasi dengan tiga bus sekolah dan belasan angkutan sekolah yang disediakan oleh Pemkot Madiun.
Program tersebut akan ditingkatkan sebab, peminatnya terus bertambah. Hingga saat ini terdapat 752 siswa yang telah terdaftar dalam program angkutan sekolah gratis. Namun karena keterbatasan armada, baru setengahnya saja yang terlayani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019