Pasukan Brimob dari Polda Jawa Timur diterjunkan ke lokasi pelaksanaan pemilihan kepada desa (pilkades) yang berlangsung rusuh, guna mencegah terjadinya carok massal antarpendukung calon di desa itu.
"Hingga malam ini pasukan Brimob dari Polda Jatim yang diperbantukan mengamankan pilkades masih bertahan di sana," kata Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Kamis.
Pelaksanaan pilkades di Sumenep yang ricuh itu terjadi di Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih. Kejadian ini menyebabkan sebagian fasilitas di tempat pemungutan suara rusak diamuk massa.
Dalam kericuhan tersebut, massa merusak kotak suara, surat suara, hingga bilik suara. Massa yang mengamuk ini kecewa karena bakal calon mereka tidak bisa bersaing pada pemilihan.
Massa menilai, ada unsur kesengajaan dari pihak Pemkab Sumenep, sehingga mereka bertindak dengan cara merusak fasilitas di area pilkades agar pesta demokrasi di tingkat desa itu gagal.
Aksi amuk massa pendukung salah seorang bakal calon kepala desa ini, otomatis membuat pelaksanaan pilkades terganggu bahkan nyaris terjadi carok massal dengan pendukung calon kades lainnya.
"Atas dasar itulah maka kami menggerakkan personel dari Brimob Polda Jatim yang memang diperbantukan ke Sumenep untuk mengamankan pelaksanaan Pilkades kali ini," kata AKP Widiarti, menjelaskan
Sementara itu, pada pelaksanaan pilkades di Sumenep kali ini, sebanyak 2.900 personel polisi digerakkan mengamankan pesta demokrasi di tingkat desa itu.
Mereka merupakan personel dari jajaran Polres Sumenep dan personel bantuan dari polres-polres lain di jajaran Polda Jatim.
Pelaksanaan pilkades serentak kali ini untuk beberapa kecamatan di wilayah daratan dan selanjutnya pada 14 November 2019 di beberapa desa di wilayah kepulauan.
Total jumlah desa yang melaksanakan Pilkades serentak di Sumenep sebanyak 226 desa.
"Tahap pertama pada 7 November di 174 di daratan dan tahap kedua pada 14 November 2019 di 52 desa di kepulauan," kata Widiarti, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Hingga malam ini pasukan Brimob dari Polda Jatim yang diperbantukan mengamankan pilkades masih bertahan di sana," kata Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Kamis.
Pelaksanaan pilkades di Sumenep yang ricuh itu terjadi di Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih. Kejadian ini menyebabkan sebagian fasilitas di tempat pemungutan suara rusak diamuk massa.
Dalam kericuhan tersebut, massa merusak kotak suara, surat suara, hingga bilik suara. Massa yang mengamuk ini kecewa karena bakal calon mereka tidak bisa bersaing pada pemilihan.
Massa menilai, ada unsur kesengajaan dari pihak Pemkab Sumenep, sehingga mereka bertindak dengan cara merusak fasilitas di area pilkades agar pesta demokrasi di tingkat desa itu gagal.
Aksi amuk massa pendukung salah seorang bakal calon kepala desa ini, otomatis membuat pelaksanaan pilkades terganggu bahkan nyaris terjadi carok massal dengan pendukung calon kades lainnya.
"Atas dasar itulah maka kami menggerakkan personel dari Brimob Polda Jatim yang memang diperbantukan ke Sumenep untuk mengamankan pelaksanaan Pilkades kali ini," kata AKP Widiarti, menjelaskan
Sementara itu, pada pelaksanaan pilkades di Sumenep kali ini, sebanyak 2.900 personel polisi digerakkan mengamankan pesta demokrasi di tingkat desa itu.
Mereka merupakan personel dari jajaran Polres Sumenep dan personel bantuan dari polres-polres lain di jajaran Polda Jatim.
Pelaksanaan pilkades serentak kali ini untuk beberapa kecamatan di wilayah daratan dan selanjutnya pada 14 November 2019 di beberapa desa di wilayah kepulauan.
Total jumlah desa yang melaksanakan Pilkades serentak di Sumenep sebanyak 226 desa.
"Tahap pertama pada 7 November di 174 di daratan dan tahap kedua pada 14 November 2019 di 52 desa di kepulauan," kata Widiarti, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019