Istri para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, mengumpulkan sumbangan untuk membeli air bersih guna membantu masyarakat desa di wilayah itu yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih.
"Selain sebagai bentuk kepedulian, aksi ini kami lakukan sebagai upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat bersedekah melalui bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan," kata koordinator aksi yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pamekasan Peduli Fonie Totok Hartono di Pamekasan, Rabu.
Fonie Totok Hartono ini merupakan koordintor dalam kegiatan DWP Pamekasan Peduli dan merupakan istri Sekda Pemkab Pamekasan Totok Hartono.
Pada Selasa (29/10) kelompok organisasi wanita yang terdiri dari istri para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan tersebut memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.
Kegiatan ini juga digelar sebagai bentuk kepedulian DWP terhadap dampak kemarau panjang yang melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Pamekasan, dan kondisi tersebut berdampak terjadinya kekeringan dan kekurangan air, terutama air untuk kebutuhan rumah tangga.
“Dan kegiatan ini juga kami gelar dalam rangka memperingati HUT ke-20 Dharma Wanita Persatuan kabupaten Pamekasan,” kata Fonie.
Pendistribusian bantuan air bersih ini merupakan salah satu jenis kegiatan yang digelar DPW Pamekasan. Kegiatan lainnya adalah pengumpulan baju layak pakai yang sudah dimulai sejak tanggal 10 Oktober, dan akan berlangsung hingga 31 Oktober 2019.
Baju-baju hasil pengumpulan para pengurus dan anggota DPW itu nantinya akan diserahkan kepada warga yang kurang mampu.
Bantuan air bersih di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, yang disalurkan DPW itu, Selasa (29/10) itu dipimpin oleh Hj Ir Fonie Totok Hartono.
“Bu Fonie” sapaan akrab Hj. Ir. Fonie Totok Hartono itu mengatakan, bahwa kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, terutama yang membutuhkan air bersih untuk rumah tangga.
“Selain juga untuk menumbuhkan, serta membina rasa saling mencintai dan mengasihi terhadap sesama,” katanya.
Tlanakan termasuk kecamatan paling parah yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur Akmalul Firdaus, sedikitnya 212.321 jiwa di Kabupaten Pamekasan kini terdampak kekeringan pada musim kering yang terjadi pada kemarau kali ini.
Ke-212.321 jiwa itu terdiri dari 71.032 kepala keluarga yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
"Dan Kecamatan Tlanakan menurut data kami memang merupakan kecamatan yang paling parah, karena semua sumur warga di sana kini sudah mengering," katanya, menjelaskan.
Firdaus menjelaskan, warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini, tersebar di 325 dusun, 80 desa dan 11 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Sebenarnya, sambung dia, jika dilihat dari jumlah desa, kasus kekeringan dan kekurangan air bersih yang melanda Pamekasan kali ini sama dengan tahun lalu.
"Tahun lalu, desa yang mengalami kekeringan juga 80 desa. Tapi berbeda sebarannya. Tahun ini sebarannya lebih luas, meskipun jumlah desanya sama," ujar Firdaus.
Ia menjelaskan, pada kemarau 2018, jumlah dusun yang dilanda kekeringan dari 80 desa yang tersebar di 11 kecamatan itu, hanya 310 dusun. Tahun ini sebanyak 325 dusun.
"Dengan demikian ada tambahan sebanyak 15 dusun dibanding tahun 2018, dan ini yang saya maksud bahwa sebarannya lebih luas, meski jumlah desanya sama," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, dari sebanyak 80 desa yang kini dilanda kekeringan tersebut, BPBD Pemkab Pamekasan mencatat sebanyak 47 mengalami kering langka, sedangkan 33 desa sisanya mengalami kering kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Selain sebagai bentuk kepedulian, aksi ini kami lakukan sebagai upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat bersedekah melalui bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan," kata koordinator aksi yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pamekasan Peduli Fonie Totok Hartono di Pamekasan, Rabu.
Fonie Totok Hartono ini merupakan koordintor dalam kegiatan DWP Pamekasan Peduli dan merupakan istri Sekda Pemkab Pamekasan Totok Hartono.
Pada Selasa (29/10) kelompok organisasi wanita yang terdiri dari istri para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan tersebut memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan.
Kegiatan ini juga digelar sebagai bentuk kepedulian DWP terhadap dampak kemarau panjang yang melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Pamekasan, dan kondisi tersebut berdampak terjadinya kekeringan dan kekurangan air, terutama air untuk kebutuhan rumah tangga.
“Dan kegiatan ini juga kami gelar dalam rangka memperingati HUT ke-20 Dharma Wanita Persatuan kabupaten Pamekasan,” kata Fonie.
Pendistribusian bantuan air bersih ini merupakan salah satu jenis kegiatan yang digelar DPW Pamekasan. Kegiatan lainnya adalah pengumpulan baju layak pakai yang sudah dimulai sejak tanggal 10 Oktober, dan akan berlangsung hingga 31 Oktober 2019.
Baju-baju hasil pengumpulan para pengurus dan anggota DPW itu nantinya akan diserahkan kepada warga yang kurang mampu.
Bantuan air bersih di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, yang disalurkan DPW itu, Selasa (29/10) itu dipimpin oleh Hj Ir Fonie Totok Hartono.
“Bu Fonie” sapaan akrab Hj. Ir. Fonie Totok Hartono itu mengatakan, bahwa kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, terutama yang membutuhkan air bersih untuk rumah tangga.
“Selain juga untuk menumbuhkan, serta membina rasa saling mencintai dan mengasihi terhadap sesama,” katanya.
Tlanakan termasuk kecamatan paling parah yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur Akmalul Firdaus, sedikitnya 212.321 jiwa di Kabupaten Pamekasan kini terdampak kekeringan pada musim kering yang terjadi pada kemarau kali ini.
Ke-212.321 jiwa itu terdiri dari 71.032 kepala keluarga yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
"Dan Kecamatan Tlanakan menurut data kami memang merupakan kecamatan yang paling parah, karena semua sumur warga di sana kini sudah mengering," katanya, menjelaskan.
Firdaus menjelaskan, warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini, tersebar di 325 dusun, 80 desa dan 11 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Sebenarnya, sambung dia, jika dilihat dari jumlah desa, kasus kekeringan dan kekurangan air bersih yang melanda Pamekasan kali ini sama dengan tahun lalu.
"Tahun lalu, desa yang mengalami kekeringan juga 80 desa. Tapi berbeda sebarannya. Tahun ini sebarannya lebih luas, meskipun jumlah desanya sama," ujar Firdaus.
Ia menjelaskan, pada kemarau 2018, jumlah dusun yang dilanda kekeringan dari 80 desa yang tersebar di 11 kecamatan itu, hanya 310 dusun. Tahun ini sebanyak 325 dusun.
"Dengan demikian ada tambahan sebanyak 15 dusun dibanding tahun 2018, dan ini yang saya maksud bahwa sebarannya lebih luas, meski jumlah desanya sama," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, dari sebanyak 80 desa yang kini dilanda kekeringan tersebut, BPBD Pemkab Pamekasan mencatat sebanyak 47 mengalami kering langka, sedangkan 33 desa sisanya mengalami kering kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019