Dinas Kesehatan Jawa Timur menyiapkan beberapa langkah agar kasus difteri yang terjadi di Kota Malang tidak meluas dan menyebar ke daerah lain.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso dikonfirmasi di Surabaya, Jumat mengatakan langkah antisipasi itu dilakukan menyusul ratusan siswa dan puluhan guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang dinyatakan positif sebagai pembawa kuman difteri.

"Kami menyiapkan beberapa langkah agar difteri tidak meluas yakni dengan penyuluhan masyarakat, pengobatan kasus dan kontak erat, mengimbau masyarakat jaga kondisi badan, memperhatikan etika batuk dan yang paling penting adalah imunisasi," kata Kohar.

Kohar memuji respons masyarakat Malang yang bagus mengenai adanya kasus difteri dengan berupaya memeriksakan diri.

Namun yang perlu diingat dari kasus difteri, kata Kohar adalah pengobatan secara lebih seksama yakni dengan pemberian antibiotik eritromisin selama seminggu. Sementara agar daya tahan seseorang itu baik, maka imunisasi harus dilakukan.

"Mereka yang sudah imunisasi lengkap, tidak usah khawatir jika ada kasus atau ada seseorang yang positif carrier atau pembawa bakteri difteri karena sudah punya daya tahan," ujarnya.

Dia juga mengimbau masyarakat yang mengeluh sakit mohon untuk memeriksa diri. Selain itu, kohar berharap masyarakat untuk mengizinkan, mengikutsertakan anaknya untuk diimunisasi pada bulan November kita akan memasuki Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

"Kalau sudah diimunisasi sampai 95 persen masyarakat maka bisa terbentuk kekebalan kelompok. Tapi lebih baik lagi jika 100 persen dari semua anak yang terimunisasi difteri," kata Kohar.

Mengenai adanya kasus difteri di daerah lain, Kohar mengakui masih ada beberapa kasus. Namun tidak sebanyak dibanding Kota Malang.

"Di daerah lain di Jatim ada tapi sedikit dan tidak seramai kasus di Kota Malang," ucapnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019