Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD menilai Sri Mulyani Indrawati mampu menerjemahkan visi besar Presiden Joko Widodo di bidang ekonomi, sehingga yang bersangkutan dipanggil kembali untuk menjadi pembantu presiden yang dikabarkan akan menduduki jabatan Menteri Keuangan untuk kedua kalinya.
"Sri Mulyani memiliki keahlian mengelola makro fiskal dengan baik dan efektif di tengah tekanan ekonomi domestik yang kurang menguntungkan dan juga faktor eksternal terutama gonjang ganjing krisis global yang tidak menentu," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Baca juga: Sri Mulyani tetap Menteri Keuangan
Menurutnya, kemampuan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melewati turbulensi ekonomi di periode Kabinet Kerja Jilid I menjadi tolok ukur pemanggilannya kembali ke Istana Merdeka, sehingga Presiden Joko Widodo memberi kepercayaan lagi.
"Sri Mulyani dianggap mampu menerjemahkan visi besar Jokowi dan Jokowi juga ingin 'aman' dengan mempercayakan alokasi keuangan negara kepadanya, sehingga ada kepercayaan yang menonjol antara presiden dan pembantunya," tuturnya.
Ia mengatakan pemahaman Sri Mulyani yang baik tentang kondisi perekonomian dalam negeri memberi harapan bagi Jokowi untuk dapat sekali lagi mengalokasikan keuangan negara dengan kecermatan, rigiditas dan inovasi, serta kemampuan mengelola defisit APBN tidak melewati pagu defisit yang ditentukan adalah kepiawaian tersendiri dari Sri Mulyani.
"Menjabat Menteri Keuangan lagi bukan berarti tugasnya lebih mudah karena target lanjut infrastruktur dan pembangunan SDM penuh risiko, sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan negara yang lebih intens dengan strategi dan visi yang jelas," katanya.
Baca juga: Kembali jabat Menkeu, Sri Mulyani dinilai tahu persis struktur ekonomi Indonesia
Adhitya menjelaskan bukan pekerjaan mudah bagi Sri Mulyani untuk membawa visi besar Jokowi jilid II, namun ia dianggap mampu menyukseskan visi Jokowi - Ma'ruf Amin karena kemampuan melihat ke dalam yang bagus, sehingga sinyalnya terkait kebijakan dan strategi dan pola pemikiran ekonominya dalam mengamankan fiskal negara dapat ditangkap oleh jajaran Kementerian Keuangan, serta kementerian atau lembaga terkait yang lain.
"Sri Mulyani mampu menjalin koordinasi dengan otoritas moneter (Bank Indonesia) dengan baik. Hubungan pemangku fiskal dan moneter terlihat kompak dan dalam koridor yang sama membangun ekonomi Indonesia," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, masyarakat bisa melihat Sri Mulyani melalui kemampuannya mendesain fiskal Indonesia dan mungkin yang menjadi patokan adalah asumsi-asumsi makro APBN yang dibuat dan berusaha dikejar targetnya, meski tidak semuanya berhasil dan yang menonjol adalah target 100 persen APBN 2018 tercapai.
"Dengan kemampuannya yang sudah teruji itu, maka Sri Mulyani layak dipertahankan sebagai Menteri Keuangan dan penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik dunia juga diraih nya," ucap pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sri Mulyani memiliki keahlian mengelola makro fiskal dengan baik dan efektif di tengah tekanan ekonomi domestik yang kurang menguntungkan dan juga faktor eksternal terutama gonjang ganjing krisis global yang tidak menentu," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Baca juga: Sri Mulyani tetap Menteri Keuangan
Menurutnya, kemampuan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melewati turbulensi ekonomi di periode Kabinet Kerja Jilid I menjadi tolok ukur pemanggilannya kembali ke Istana Merdeka, sehingga Presiden Joko Widodo memberi kepercayaan lagi.
"Sri Mulyani dianggap mampu menerjemahkan visi besar Jokowi dan Jokowi juga ingin 'aman' dengan mempercayakan alokasi keuangan negara kepadanya, sehingga ada kepercayaan yang menonjol antara presiden dan pembantunya," tuturnya.
Ia mengatakan pemahaman Sri Mulyani yang baik tentang kondisi perekonomian dalam negeri memberi harapan bagi Jokowi untuk dapat sekali lagi mengalokasikan keuangan negara dengan kecermatan, rigiditas dan inovasi, serta kemampuan mengelola defisit APBN tidak melewati pagu defisit yang ditentukan adalah kepiawaian tersendiri dari Sri Mulyani.
"Menjabat Menteri Keuangan lagi bukan berarti tugasnya lebih mudah karena target lanjut infrastruktur dan pembangunan SDM penuh risiko, sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan negara yang lebih intens dengan strategi dan visi yang jelas," katanya.
Baca juga: Kembali jabat Menkeu, Sri Mulyani dinilai tahu persis struktur ekonomi Indonesia
Adhitya menjelaskan bukan pekerjaan mudah bagi Sri Mulyani untuk membawa visi besar Jokowi jilid II, namun ia dianggap mampu menyukseskan visi Jokowi - Ma'ruf Amin karena kemampuan melihat ke dalam yang bagus, sehingga sinyalnya terkait kebijakan dan strategi dan pola pemikiran ekonominya dalam mengamankan fiskal negara dapat ditangkap oleh jajaran Kementerian Keuangan, serta kementerian atau lembaga terkait yang lain.
"Sri Mulyani mampu menjalin koordinasi dengan otoritas moneter (Bank Indonesia) dengan baik. Hubungan pemangku fiskal dan moneter terlihat kompak dan dalam koridor yang sama membangun ekonomi Indonesia," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, masyarakat bisa melihat Sri Mulyani melalui kemampuannya mendesain fiskal Indonesia dan mungkin yang menjadi patokan adalah asumsi-asumsi makro APBN yang dibuat dan berusaha dikejar targetnya, meski tidak semuanya berhasil dan yang menonjol adalah target 100 persen APBN 2018 tercapai.
"Dengan kemampuannya yang sudah teruji itu, maka Sri Mulyani layak dipertahankan sebagai Menteri Keuangan dan penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik dunia juga diraih nya," ucap pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019