Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggandeng PT Neo Sinerhi Indonesia (NSI) untuk menjajaki penyelenggaraan Festival Kopi Bertaraf Nasional di daerah itu guna memperkenalkan kembali kopi khas Trenggalek yang pernah berjaya pada masa kolonial Belanda.
"Banyak orang mungkin belum mengenal kopi Trenggalek, padahal kopi di Trenggalek ini pernah berjaya di masanya," kata Direktur Utama NSI M Rifni usai berkunjung ke Trenggalek, Senin.
Menurut dia, jejak sejarah industrialisasi kopi zaman kolonial Belanda di Trenggalek masih berdiri kokoh dan bisa difungsikan sampai sekarang.
"Yang paling dekat di awal kami melihat potensi yang ada di Trenggalek adalah kopinya. Kami mau mengangkat kopi Trenggalek melalui festival kopi," katanya.
Acara festival dimaksud, kata Rifni, tidaklah perlu besar. Hal itu sesuai saran Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin yang menekankan pentingnya festival terlaksana.
"Karena tidak hanya ngopi, kita ingin juga mengenalkan potensi alam, karena Trenggalek juga punya pantai yang cukup indah," katanya.
Ia mengatakan khalayak ramai pecinta kopi perlu diperkenalkan bahwa di Trenggalek ada kopi dengan rasa yang unik.
Kalaupun nanti ada ahli-ahli kopi yang datang, akan lebih bagus bila semua berkumpul.
Konsepnya mengenalkan potensi wisata, ada kebun kopi di Trenggalek peninggalan zaman Kolonial Belanda yang masih ada sampai sekarang.
"Justru yang menariknya, kebunnya kelihatan, mesin peninggalan Belandanya masih ada dan bisa dioperasikan. Kalau berbicara di tempat lain mungkin yang ada kopinya saja, sedangkan kita tidak tahu dapatnya dari mana," ujar Rifni.
Rifni menambahkan, pihaknya ingin membuat festival yang tidak hanya mengajak meminum kopi saja, melainkan peserta bisa melihat proses bagaimana kopi ini dihasilkan yang bekerja sama dengan produk lokal yang ada.
Festival itu sendiri akan diselenggarakan pada 13-15 Desember 2019. Sebagai media promosinya panitia juga akan menggelar foto hunt, di mana fotografer profesional maupun amatir diundang dalam foto hunting ini.
"Pasti menarik karena akan ada dua model luar negeri dan dua model lokal sebagai pendukung objek foto, begitu juga spot-spot alam yang cukup indah mulai dari pantai, gunung maupun perkebunan kopi itu sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Banyak orang mungkin belum mengenal kopi Trenggalek, padahal kopi di Trenggalek ini pernah berjaya di masanya," kata Direktur Utama NSI M Rifni usai berkunjung ke Trenggalek, Senin.
Menurut dia, jejak sejarah industrialisasi kopi zaman kolonial Belanda di Trenggalek masih berdiri kokoh dan bisa difungsikan sampai sekarang.
"Yang paling dekat di awal kami melihat potensi yang ada di Trenggalek adalah kopinya. Kami mau mengangkat kopi Trenggalek melalui festival kopi," katanya.
Acara festival dimaksud, kata Rifni, tidaklah perlu besar. Hal itu sesuai saran Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin yang menekankan pentingnya festival terlaksana.
"Karena tidak hanya ngopi, kita ingin juga mengenalkan potensi alam, karena Trenggalek juga punya pantai yang cukup indah," katanya.
Ia mengatakan khalayak ramai pecinta kopi perlu diperkenalkan bahwa di Trenggalek ada kopi dengan rasa yang unik.
Kalaupun nanti ada ahli-ahli kopi yang datang, akan lebih bagus bila semua berkumpul.
Konsepnya mengenalkan potensi wisata, ada kebun kopi di Trenggalek peninggalan zaman Kolonial Belanda yang masih ada sampai sekarang.
"Justru yang menariknya, kebunnya kelihatan, mesin peninggalan Belandanya masih ada dan bisa dioperasikan. Kalau berbicara di tempat lain mungkin yang ada kopinya saja, sedangkan kita tidak tahu dapatnya dari mana," ujar Rifni.
Rifni menambahkan, pihaknya ingin membuat festival yang tidak hanya mengajak meminum kopi saja, melainkan peserta bisa melihat proses bagaimana kopi ini dihasilkan yang bekerja sama dengan produk lokal yang ada.
Festival itu sendiri akan diselenggarakan pada 13-15 Desember 2019. Sebagai media promosinya panitia juga akan menggelar foto hunt, di mana fotografer profesional maupun amatir diundang dalam foto hunting ini.
"Pasti menarik karena akan ada dua model luar negeri dan dua model lokal sebagai pendukung objek foto, begitu juga spot-spot alam yang cukup indah mulai dari pantai, gunung maupun perkebunan kopi itu sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019