Universitas Airlangga Surabaya berkontribusi  Rp7,92 triliun untuk perekonomian di Jawa Timur atau setara dengan 0,36 persen perekonomian di provinsi itu.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Kamis menjelaskan, angka itu diperoleh dari sumbangan Rp5,34 triliun pertahun dari mahasiswa, Rp1,63 triliun kontribusi dosen dan tenaga kependidikan, serta Rp58 miliar kontribusi mahasiswa internasional yang tersebar di 42 negara di seluruh dunia.

"Dalam hal pengabdian masyarakat, Unair berkontribusi terhadap perekonomian sebesar Rp80 miliar, dalam hal penelitian sebesar Rp260 miliar, dan Rp547 miliar kontribusi perekonomian lulusan Unair dalam tiga tahun terakhir," kata Nasih.

Nasih melanjutkan, dalam bidang sosial, Unair telah menyalurkan dana sebesar Rp16 miliar setiap tahun untuk kegiatan sosial. Hal itu mencakup sebanyak 2.215 program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia.

"Ada sebanyak 5.186 mahasiswa mengikuti KKN tiap tahun dan 359 desa dibina setiap tahun. Selain itu ada sebanyak 19.681 mahasiswa menerima beasiswa dalam tiga tahun terakhir, serta sebanyak 1.171 mahasiswa berwirausaha dalam dua tahun terakhir," ujar Nasih.

Dalam bidang kesehatan, Unair memiliki sebanyak tiga rumah sakit. Setiap hari, sebanyak 600 pasien ditangani oleh RS Unair, RS Gigi dan Mulut Unait, dan RS Hewan Unair.

Masih kata Nasih, sebanyak 1.320 penelitian dengan subyek kesehatan telah terindeks Scopus.

"Sebanyak 72 persen dokter di RSUD Dr Soetomo, rumah sakit rujukan terbesar di Jawa Timur, adalah alumnus Unair," ucapnya.

Kontribusi mereka di bidang kesehatan juga terlihat dari 1.800 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Unair tersebar di seluruh Jawa Timur. Selanjutnya sebanyak 1.320 mahasiswa program pendidikan dokter gigi spesialis lulus dalam lima tahun terakhir.

"Unair adalah satu-satunya kampus di Indopnesia yang memiliki Lembaga Penyakit Tropis," kata Nasih.

Tak hanya itu, Rumah Sakit Terapung Ksatria Universitas Airlangga (RSTKA) adalah satu-satunya rumah sakit terapung yang dimiliki kampus di Indonesia dan didukung oleh pemerintah.

"Sejak pertama kali beroperasi pada tanggal 25 Oktober 2017, RSTKA sudah menjangkau lebih dari 25 pulau terpencil di Indonesia," tuturnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019