Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta kepada pemerintah pusat agar ekspor perhiasan, khususnya emas, dari wilayah setempat langsung menuju Dubai, Uni Emirat Arab, tanpa melalui Singapura, agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Saya sudah sampaikan hal ini kepada Menko Perekonomian, Gubernur BI, dan Menteri Perdagangan, serta Menteri Perindustrian, dan beberapa kementerian lainnya pada acara rakor BI agar pengiriman emas bisa direct ke Dubai," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Paranwasa di Surabaya, Kamis.

Baca juga: Pasar emas perhiasan nasional diprediksi positif terus membaik

Khofifah saat membuka pameran perhiasan ke-24 di Surabaya itu mengatakan permintaan ekspor langsung ke UEA karena pasar terbesar perhiasan asal Jawa Timur adalah ke negara UEA, bukan ke Singapura.
 
Pengunjung mengamati perhiasan di salah satu stan Surabaya International Jewellery Fair 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/10/2019). Pameran yang berlangsung hingga 20 Oktober tersebut diikuti sedikitnya 100 pengusaha perhiasan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj.

Mantan menteri sosial itu  mengatakan pemerintah perlu bernegoisasi kepada pihak UEA agar mengenakan bea masuk sama seperti Singapura ke UEA yakni 0 persen, sedangkan Indonesia kalau langsung kirim ke UEA terkena bea masuk lima persen.

"Kalau kita langsung ke UEA kena bea masuk lima persen, sedangkan kalau ke Singapura terkena 2,5 persen, sehingga produk perhiasan kita banyak yang dikirim ke Singapura terlebih dahulu," ujar Khofifah.

Baca juga: Ekspor Perhiasan Jatim Capai 2,16 Miliar Dolar AS

Khofifah menjelaskan permasalahan bea masuk merupakan "pekerjaan rumah" pemerintah pusat, sebab banyak produk ekspor nasional yang selalu melalui Singapura.

"Perlu ada fasilitas yang diberikan UEA ke Indonesia, termasuk Jawa Timur. Hal ini seperti fasilitas yang diberikan UEA ke Singapura dengan bea masuk 0 persen," katanya.
 
Pengunjung mengamati perhiasan di salah satu stan Surabaya International Jewellery Fair 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/10/2019). Pameran yang berlangsung hingga 20 Oktober tersebut diikuti sedikitnya 100 pengusaha perhiasan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj.

Dengan bea masuk sama seperti Singapura, kata Khofifah, akan mendorong atau meningkatkan industri pehiasan emas, khususnya dari Jawa Timur, dan menumbuhkan ekonomi daerah.

"Kontribusi emas Jawa Timur ke nasional cukup tinggi, mencapai hampir 50 persen, sehingga dengan mudahnya pengiriman akan mendorong peningkatan ekonomi," tuturnya.

Khofifah menjelaskan dengan adanya kemudahan ekspor juga diharapkan bisa menaikkan peringkat dominasi perhiasan dunia, yang kini Indonesia berada pada posisi 9 besar.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih yang juga hadir dalam pembukaan pameran itu menargetkan industri emas Indonesia bisa masuk dalam lima besar dunia tahun depan.

"Saat ini ekspor perhiasan Indonesia mencapai 1,4 miliar dolar AS, itu naik 13 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,3 miliar dolar AS dengan dominasi ekspor ke Singapore, Swis, Hongkong, AS dan UEA," katanya.

Oleh karena itu, Gati mengapresiasi pagelaran pameran perhiasan di Surabaya, karena telah terselenggara 24 kali, dan hanya ada di Jakarta dan Jawa Timur.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019