Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar mengunjungi maestro penari Gandrung, yakni Temu Misti, sebelum atraksi kolosal sekitar 1.300 penari gandrung muda tampil dalam Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Bom Banyuwangi hari ini, Sabtu.
Bupati Banyuwangi dua periode ini mengunjungi guru penari Gandrung di Desa Adat Kemiren, pada Jumat (11/10/19). Anas disambut semringah Temu Misti yang berdiri menyambut di pintu masuk rumahnya.
"Bu Temu pripun kabare (bagaimana kabarnya)? Wah kelihatan segar dan sehat ya," kata Bupati Anas menyapa maestro penari Gandrung Banyuwangi itu.
Menurut bupati, Temu menjadi salah satu inspirasi bagi Banyuwangi untuk menggelar Festival Gandrung Sewu, sebuah ikhtiar untuk melestarikan seni-budaya lokal.
Festival Gandrung Sewu digelar rutin setiap tahun sejak delapan tahun terakhir dan selalu sukses mendatangkan ribuan wisatawan.
"Kami bangga memiliki Bu Temu yang tak pernah lelah dan bosan menguri-uri kesenian Gandrung. Festival Gandrung Sewu juga terinspirasi dari semangat Bu Temu," ujarnya.
Ia menyampaikan terima kasih atas dedikasi maestro seni berusia 66 tahun itu dalam melestarikan Tari Gandrung, sebuah tarian khas Banyuwangi yang telah mendunia dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak-Benda Indonesia.
Temu Misti telah menggeluti Tari Gandrung sejak usia 15 tahun, dan jenis Gandrung yang digelutinya adalah Gandrung Terob, yaitu menari sekaligus menembang semalam suntuk.
Di usianya yang kini menginjak 66 tahun, Bu Temu masih menekuni kesenian ini, dan juga kerap diundang ke berbagai negara, bahkan juga tampil di ajang pameran buku terbesar dunia Frankfurt Bookfair, Jerman. Dan sang maestro Gandrung ini juga memiliki sanggar "Sopo Ngiro" yang memiliki puluhan murid.
Anas melanjutkan, selain berterima kasih kedatangannya tersebut tidak lepas dari pertemuannya dengan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, dalam beberapa kesempatan.
Bupati Anas mengatakan, Megawati menaruh perhatian besar pada pemajuan kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. Megawati meminta Anas untuk menanyakan kesehatan Bu Temu secara langsung.
"Jadi, Bu Megawati membaca kisah Bu Temu dari salah satu koran nasional. Lalu saat bertemu saya, beliau secara khusus menitipkan salam dan minta tolong agar dicek kondisi kesehatannya. Bu Mega mengapresiasi dedikasi para maestro seni-budaya di berbagai daerah, termasuk Bu Temu," katanya.
"Bu Mega juga berpesan agar Tari Gandrung terus dilestarikan, karena seni dan budaya menjadi magnet yang bisa memunculkan semangat gotong royong dan menyatukan rakyat," ujar Anas.
Festival Gandrung Sewu akan berlangsung hari ini, dan bakal diikuti sekitar 1.300 pelaku seni. Tahun ini, Festival Gandrung Sewu bertema "Panji-Panji Sunangkoro" yang dibalut dalam sendratari berkisah perjuangan heroik rakyat Bumi Blambangan melawan kolonialisme Belanda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Bupati Banyuwangi dua periode ini mengunjungi guru penari Gandrung di Desa Adat Kemiren, pada Jumat (11/10/19). Anas disambut semringah Temu Misti yang berdiri menyambut di pintu masuk rumahnya.
"Bu Temu pripun kabare (bagaimana kabarnya)? Wah kelihatan segar dan sehat ya," kata Bupati Anas menyapa maestro penari Gandrung Banyuwangi itu.
Menurut bupati, Temu menjadi salah satu inspirasi bagi Banyuwangi untuk menggelar Festival Gandrung Sewu, sebuah ikhtiar untuk melestarikan seni-budaya lokal.
Festival Gandrung Sewu digelar rutin setiap tahun sejak delapan tahun terakhir dan selalu sukses mendatangkan ribuan wisatawan.
"Kami bangga memiliki Bu Temu yang tak pernah lelah dan bosan menguri-uri kesenian Gandrung. Festival Gandrung Sewu juga terinspirasi dari semangat Bu Temu," ujarnya.
Ia menyampaikan terima kasih atas dedikasi maestro seni berusia 66 tahun itu dalam melestarikan Tari Gandrung, sebuah tarian khas Banyuwangi yang telah mendunia dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak-Benda Indonesia.
Temu Misti telah menggeluti Tari Gandrung sejak usia 15 tahun, dan jenis Gandrung yang digelutinya adalah Gandrung Terob, yaitu menari sekaligus menembang semalam suntuk.
Di usianya yang kini menginjak 66 tahun, Bu Temu masih menekuni kesenian ini, dan juga kerap diundang ke berbagai negara, bahkan juga tampil di ajang pameran buku terbesar dunia Frankfurt Bookfair, Jerman. Dan sang maestro Gandrung ini juga memiliki sanggar "Sopo Ngiro" yang memiliki puluhan murid.
Anas melanjutkan, selain berterima kasih kedatangannya tersebut tidak lepas dari pertemuannya dengan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, dalam beberapa kesempatan.
Bupati Anas mengatakan, Megawati menaruh perhatian besar pada pemajuan kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. Megawati meminta Anas untuk menanyakan kesehatan Bu Temu secara langsung.
"Jadi, Bu Megawati membaca kisah Bu Temu dari salah satu koran nasional. Lalu saat bertemu saya, beliau secara khusus menitipkan salam dan minta tolong agar dicek kondisi kesehatannya. Bu Mega mengapresiasi dedikasi para maestro seni-budaya di berbagai daerah, termasuk Bu Temu," katanya.
"Bu Mega juga berpesan agar Tari Gandrung terus dilestarikan, karena seni dan budaya menjadi magnet yang bisa memunculkan semangat gotong royong dan menyatukan rakyat," ujar Anas.
Festival Gandrung Sewu akan berlangsung hari ini, dan bakal diikuti sekitar 1.300 pelaku seni. Tahun ini, Festival Gandrung Sewu bertema "Panji-Panji Sunangkoro" yang dibalut dalam sendratari berkisah perjuangan heroik rakyat Bumi Blambangan melawan kolonialisme Belanda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019